Selasa, 09 Juli 2013

Lonely Winter: Tantangan

Aku menyalakan komputer di kamarku. Malam ini aku berencana untuk chatting dengan Cleva. Beberapa hari lalu aku sudah mendapat akun jejaring sosialnya.
Pertemuanku dengan Cleva dalam mimpi waktu itu belum aku ungkapkan. Aku rasa waktunya tidak tepat. Aku berencana untuk mengatakannya malam ini. Di malam pergantian tahun baru.

Jam 8 malam. Aku sudah login di suatu halaman website jejaring sosial. Jejaring sosial yang dilengkapi fitur chatting dengan menggunakan webcam. 
Aku lihat akun milik Cleva juga sudah online.


"Hai Clev," aku menyapanya lebih dulu. Dari halaman website ini aku bisa melihat wajahnya.
"Hai.. siapa ya?" Cleva membalas.
"Gue Rigel. Masa langsung lupa?"
"ooh yang pencopet di stasiun itu ya?"
"Pencopet? bukan!"
"hahaha. Bercanda kok," aku dapat melihatnya tertawa dari fitur webcam ini.


"Lo gak jalan-jalan sama temen, Rig? Mumpung malam tahun baru,"
"Nggak, Clev. Kan gue udah bilang. Temen gue pulang kampung,"
"Oh iya ya. Gue lupa,"
"Lo sendiri kenapa gak pergi?" "Nggak ah. Mau di rumah aja,"
"Kenapa? Biasanya kan malam tahun baru itu seru buat main di luar sama temen-temen,"
"Iya sih. Tapi tahun ini temen-temen gue lagi gak ngadain acara,"
"Temen-temen lo pulang kampung juga?"
"Nggak tau. Gak ada yang ngasih kabar,"

malam itu kami habiskan dengan canda tawa di dunia maya. Aku dan Cleva memang belum lama saling mengenal, tapi obrolan ringan kami terasa menyenangkan. Cleva sangat mudah akrab denganku.  Seolah aku sudah mengenalnya sejak kecil.
Kami membahas tentang pertemuan di stasiun. Saat Cleva menuduhku sebagai pencopet. Entah bagaimana, hal ini kini menggelitik batinku. Bagaimana mungkin seorang perempuan yang pergi sendirian berani menuduh orang yang tidak dikenalnya sebagai pencopet?
"Oiya, Rig, pas mau pulang waktu gue keluar dari kereta itu lo sempet manggil gue 'kan? Kenapa?" tanya Cleva.

Aku teringat mimpiku di hari itu. 
Walau agak ragu, tapi aku menceritakannya pada Cleva.


"Clev, menurut lo mungkin gak kita mimpi ketemu seseorang yang gak pernah kita temuin di dunia nyata?"
aku balik bertanya.

Kuperhatikan wajah Cleva dari layar komputerku. Dia tampak bingung dengan pertanyaanku.

"Mungkin aja, Rig. Emang kenapa?"
"Terus mungkin gak kita ketemu seseorang yang kita mimpiin itu di dunia nyata?"
hm.. mungkin aja. Ada apa sih, Rig?" Lawan chattingku terlihat makin bingung.
"Waktu pas lo mau turun dari kereta itu, gue tiba-tiba ngerasa lo sama gue pernah ketemu sebelumnya, Clev,"


Gadis ceria itu  mengernyitkan dahinya. 
"Kita pernah ketemu? Kapan? Di mana?" Tanya Cleva.
"Sebelum gue pergi pas hari itu, gue mimpi ketemu perempuan yang mirip banget sama elo. Penampilannya persis kayak elo,"
aku coba menjelaskan.


"Beneran, Rig?" Cleva terlihat ragu.
"Iya, gue yakin itu elo,"
Cleva tidak langsung membalas. Sepertinya dia sedang berpikir. Ini terlihat dari raut wajahnya yang berubah agak serius.


"Aneh ya..." balasnya singkat.
"iya, memang aneh. Jadi gue ketemu elo pertama kali itu di dalam mimpi,"
"Emang mimpinya gimana?"

Aku coba menceritakan mimpi itu sekali lagi kepada Cleva. Tentang seorang perempuan berjaket putih dengan ciri khas yang sama dengan Cleva di mimpiku.

"Ini beneran, Rig?"
"iya. Emang kenapa?"
"Berarti..."
"apa?"
"Gue keren ya bisa masuk mimpi lo duluan. Hahaha," dalam sekejap ekspresi Cleva berubah.
"Aduuuh, Clev,"
"Apa apa?" Dia masih tertawa di depan komputernya.
"Gue serius,"
"hahaha. Maaf, Rig. Emangnya kenapa kalau lo mimpiin gue duluan?"
"Mungkin aja itu pertanda sesuatu,"
"pertanda apa? Pertanda kita jodoh?"
"Mana mungkin!! Masa gue jodoh sama orang yang nuduh gue nyuri?"
"oooh masih marah ya? Maaf deeh, Rig,"
"Iya, gue maafin kok. Pokoknya itu pasti bukan pertanda kayak gitu,"
"ehem.. mau taruhan?" Cleva kembali tersenyum.
"Taruhan apa?"
"Gimana kalau dalam waktu 1 tahun ke depan kita gak boleh saling jatuh cinta?"


Pesan itu mengejutkanku.
Bisa-bisanya seseorang yang baru aku kenal berkata begitu. Sangat tidak masuk akal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

who am i?

Foto saya
i am capriciously semi-multitalented