Sabtu, 17 September 2016

Lonely Winter: Pesan untuk Bulan

Hai Cleva.
Salam untukmu dari duniaku.

Bagaimana kabarmu?
Kau tak pernah lagi singgah dalam mimpiku. Kamu kemana? Ada banyak hal yang ingin aku ceritakan padamu. Ada banyak pertanyaan yang belum kamu jawab.

Hai Cleva
Aku mendengarmu berbicara tentang mimpi. Walau bukan padaku. Kamu tidak ingin membicarakannya padaku. Sempat saat itu mata kita saling menatap. Beberapa detik. Sejenak dirimu tersenyum. Cantik sekali. Senyuman yang membaur bersama air mata di pipimu. Cukup untuk membuatku memahami perasaanmu. Kesedihan yang ditorehkan oleh perpisahan.
Maaf aku tidak membalas senyummu. Bagaimana aku tersenyum saat tau akan merindukanmu lagi? Bagaimana aku tersenyum saat tau ini adalah perpisahan?

Hai Cleva, katakan padaku..
Mana yang lebih menyakitkan patah hati atau kesepian? Jika itu dirimu, kurasa kau akan menjawab kesepian. Orang-orang mungkin akan menjawab patah hati. Tapi kamu menghantamkan keduanya padaku. Sakit? Tidak apa. Aku sudah terbiasa. Kau tau kan Manusia bisa beradaptasi. Bahkan pada sesuatu yang mereka sebut "kesepian". Walau aku rasa tidak seharusnya begitu. Sebagai mahluk sosial manusia harus berontak dari rasa sepi. Tapi mau bagaimana lagi? Sudah beberapa tahun berlalu.

Rasa sepi ini menjelma menjadi pikiran lain dalam diriku. Menjadi teman terbaik yang aku miliki dengan semua sifat yang aku inginkan padanya. Kami tertawa, belajar,  bercanda, berdiskusi, marah dan melakukan banyak hal lainnya. Walau hanya dalam pikiranku. Aku berpura-pura dia adalah kamu. Ini membuatku candu.
Karenanya aku pergi seorang diri. Mencoba menemukanmu. Aku ingin kamu membunuhnya. Membunuh rasa sepi itu. Merubah proyeksi pikiran itu menjadi nyata dalam dirimu. Tapi mungkinkah ini akan terjadi? Kamu pasti berpikir itu konyol.

Hai, cleva.
Perjalanan ini hampir membuatku lelah. Bisakah kita bertukar peran? Bisakah dirimu menemukanku? Aku akan menunggumu. Hingga saat itu tiba aku akan merindukanmu lebih lama lagi


Selasa, 13 September 2016

Dunia Kata Mereka

Assalamu'alaykum, blooooogs :)

Gimana kabar kalian setelah gue tinggal sekitar... 8 jam dari tadi siang? Yang kurang baik udah jadi baik belum? Semoga udah ya.

Basa-basinya gak usah kepanjangan karena post ini mungkin agak panjang. Dan lagi, gue akan menambahkan label "point of view". Walau bukan Misi Rahasia ke-100. Baca aja ya..

Ini tentang "Dunia yang sebenarnya". Inspirasinya sederhana aja. Pernah denger ada yang bilang " kamu masih kuliah,  belum tau dunia yang sebenarnya pas kerja."? Atau pernyataan yang senada dengan itu? Atau mungkin kamu sendiri yg menyatakan itu ke adik kelasmu? It's okay.

Buat gue sendiri, pernyataan itu adalah pernyataan berulang dengan tingkat yg berbeda. Maksudnya, pernyataan itu udah disampaikan anak SMP ke SD. At least ke gue.

"Kamu masih kecil, masih SD. Belum tau dunia yang sebenarnya di SMP" kata anak SMP.
"Kamu masih SMP. Belum tau susahnya kehidupan SMA" kata anak SMA.
"Kamu masih SMA, masih pakai seragam putih abu-abu. Belum ngerasain beratnya dunia perkuliahan" kata Mahasiswa.

Gue udah melewati yang itu. Sekarang yg gue hadapi adalah:

"Kamu baru kuliah. Nanti kamu bakal ngerasain dunia yang sebenarnya pas kerja"
"Dunia tambang/minyak/geologi itu keras". Kata mereka yg udah kerja.

Well, gue memang belum tau atau merasakan seperti apa dunia kerja. Tapi dari yang gue amati, rasakan, dan renungkan dari "dunia" yang udah gue lalui adalah "dunia yang sebenarnya" adalah sebuah sistem yang hancur. Dari dunia SD, SMP, SMA dan seterusnya, sesuatu yg mereka sebut "dunia yang sebenarnya" itu semakin hancur. Kenapa? Ada banyak jawabannya. Paling mainstream yang gak akan gue bahas lagi adalah harta, tahta, wanita. Tapi ini gak berlaku di SMP. Pas jaman gue sih. Gak tau kalau sekarang. Kayaknya udah.

Gini, blogs. Waktu jaman gue SD kelas 1 - 3, belum ada nyontek. Bisa dibilang kejujurannya masih murni. Kelas 4 - 6 mulai ada kecurangan. Nyontek, bolos, dan semacamnya. Kejujuran berkurang.

Di dunia SMP, kita mulai menghadapi masalah percintaan. Mulai mengenal patah hati pas putus pacaran. Mulai mengenal rokok, nongkrong, cabut pelajaran, dan semacamnya.

Di dunia SMA, masalah cinta-cintaan makin rumit. Selingkuh, nikung, muka dua, galau, bunuh diri. Dengan beban kewajiban yang kian bertambah, seperti tugas, ujian nasional, ujian akhir, tes universitas dan lain-lain, banyak celah terbuka untuk merusak nilai moral. Kecurangan dalam UN, narkoba, Miras, dan sejenisnya. Tekanan kehidupan SMA ini mereka sampaikan ke anak SMP, "kalian masih SMP, belum ngerasain kehidupan sebenarnya di SMA".

Di kuliah pun begitu. Mulai ada bolos kuliah dengan titip absen, manipulasi data tugas kuliah. Well, gue juga kadang manipulasi data sih-_-. Disebutnya " Geomagic". Tapi gue gak titip absen dan gak mau dititipin. Gak mau nyontek juga. Gue masih mencoba mempertahankan kejujuran dan originalitas gue. Terus masalah percintaan juga tetap ada. Tapi gue gak tau. Kebanyakan ngerjain tugas. Keburukan dunia perkuliahan bisa dibaca di downsanian. Lebih detail di sana.

Dan dunia kerja yang saat ini mereka tanamkan dalam pikiran mahasiswa sebagai "dunia yang sebenarnya" adalah dunia yang keras dengan banyaknya persaingan. tempat berkumpulnya para penjilat, orang bermuka dua, munafik, musuh dalam selimut, musang berbulu domba, lengkuas berbumbu rendang, dan semacamnya. Adanya ancaman dari orang yg gak senang dengan kita, ada pemalakan, pemerasan, jebakan dan sejenisnya ngebuktikan sistemnya rusak. Dan kamu tau tips untuk menghadapi itu, blogs? "Jangan jadi orang yg polos, terlalu jujur. Berbohong gapapa. Jangan terlalu dekat dengan orang lain. Mereka bisa nusuk dari belakang." itu kata mereka.

Gue sedikit kaget dengan tips dari mereka yang udah kerja. Walau bisa gue rasakan tipsnya masuk akal dan pasti akan terpakai. Tapi blogs... Kalau gue renungkan ya... Semakin ke arah sana nurani semakin bisu. Kita mulai memakai topeng kehidupan. Dipaksa bohong oleh sistem persaingan. Kita didoktrin bahwa kejujuran gak akan memenangkan persaingan di "dunia yang sebenarnya". Sedikit demi sedikit nilai moral gak lagi ada artinya. Yang penting menang, yang penting senang. Kaya, harta berlimpah. Cara memperolehnya? Siapa peduli?

Orang yg berusaha mempertahankan kejujuran dijadikan tameng. Dimanfaatkan. Contoh gampangnya di partai pas pemilu. Setelahnya, yang jujur akan dikucilkan. Kalau melawan akan dijebak, diancam dan disingkirkan.

Inikah yang mereka sebut "dunia yang sebenarnya"? Sistem yang rusak begini? Dengan Manipulasi keadaan? Manipulasi fakta? Konyol.

Gue paham dengan istilah "survive", dan "struggle" dalam menjalani kehidupan dimana kita harus membaur dengan keadaan. Tapi untuk membaur dalam sistem dunia yg hancur, gue rasa gue lebih suka jadi anomali. Kejujuran harus dijaga. Tetap berjuang melawan arus keadaan.

Baiklah, blogs. Itu yg ingin gue sampaikan. Maaf ya hanya memandang dunia dari sisi negatifnya. Ini Karena mereka mengatakan "dunia yang sebenarnya" dengan rasa bangga akibat banyaknya keburukan yang sudah mereka alami.  Dalam downsanian pernah gue ungkapkan untuk apa kita bangga dengan keburukan yang kita punya? Kecuali kita bisa merubahnya jadi kebaikan. Gue gak suka dengan doktrin mereka yang seolah bilang, semakin dewasa kita akan semakin harus bersandiwara. Semakin akan merusak hati nurani. Gue gak mau kalian begitu.

Jangan masuk ke sistem yang rusak.
Jangan jadi generasi penerus.
Apa yang mau diteruskan dari sesuatu yang udah hancur?
Jadilah generasi perubah yang merusak sistem yang rusak. Merubahnya jadi lebih baik lagi. Berubahlah..

Sebelum "dunia yang sebenarnya" menjadi "kehidupan yang sebenarnya"

Assalamu'alaykum

Senin, 12 September 2016

Preview Disc 2 Chapter 7

HUOOOOY BLOOOOGS!!

Assalamu'alaykum

Tunggu, gue gak kangen sama kamu-kamu semua kok. Kalian juga kan? Udah ketebak. Huh!

So, udah berapa lama gue tinggalkan blogs ya? I mean sejak postingan yg bersifat perspektif. Bukan puisi, sajak, atau kata-kata. Sepertinya udah lama.

Apa kabar kalian semua, para pembaca blog yang pendiam? Yang ninggalin 13 komentar di antara ratusan postingan gue. Karena gak ada yang jawab, gue anggap kalian baik-baik aja. Kalau ada yang sedang kurang baik, pura-pura baik aja. Nanti juga baik sendiri. Insya Allah.

Anyway, saat ini, gue lagi di kereta menuju 2nd Region, Yogyakarta. Gue harus menjalani kehidupan semester 7.

"Udah tua dong, dit?"
Sebenarnya gue sama sekali gak ngerasa tua. Kata maba yg gue tanya, wajah gue masih kayak semester 4. Tapi tetep aja di panggil "Pak" sama kasir indomar*t -_-.
Baiklah, let's put that aside.

Apa yang ingin gue sampaikan saat ini?
Hmmm. Gak banyak sih. Sebenarnya cuma pengen ngisi kekosongan blogs aja.   Soalnya sekarang gue mulai nulis di buku merah kecil. Sedikit mirip dengan catatan buku biru. Tapi ini lebih banyak tentang Cleva. Dan saat ini gue juga sedang menjalani misi Rahasia ke-100. Mau tau tentang apa? Gue juga belum tau. Kapan misinya selesai juga tidak diketahui. Yah intinya dijalani aja. Entah kemana misi ini akan membawa gue.

Dan lagi, sekarang gue semester 7. Ini semester paling selow. Gue kuliah cuma senin dan Jum'at doang. Sisanya? Libur. Gue berencana mengisi kekosongan liburan ini dengan... Misi tadi. Ada hal yg ingin gue sampaikan perihal misi itu. Tapi gak sekarang. Tunggu aja saat label "point of view" di blogs ini bertambah.
Terus gue juga belum cerita soal KL 2. Dungeon karangsambung, kebumen. Itu juga ada beberapa hal yg ingin gue sampaikan.  Yah tetap gak sekarang juga sih. Karena post kali ini cuma iseng doang.

Baiklah, gue rasa itu aja untuk saat ini, blogs. Semoga di post berikutnya kita bisa jadi lebih baik lagi.

Assalamu'alaykum

Rabu, 06 Juli 2016

Mayat Hidup

Entah hari ke berapa sekarang.
Aku terbaring lemah dalam dekapan ranjang rumah sakit ini. Tersadar di antara ada dan tiada. Tubuhku utuh, hanya saja bukan lagi hak ku. Aku tidak bisa lagi memerintahnya untuk bergerak. Apa aku sudah mati? Belum! Kesadaranku penuh. Aku masih bernapas, jantungku masih berdegup. Walau sangat lambat. Tapi hanya itu, tak ada yg bisa kugerakkan.

Tubuhku menganggapku sudah mati. Tapi alat-alat di ruangan ini memaksaku untuk tetap hidup. Mereka yang memasangnya pasti tidak mengizinkanku pergi dari dunia ini. Mereka memaksaku menjadi mayat hidup. Menyiksaku dalam ambang pikiran tanpa batas.

Rasanya tubuhku terlalu lelah untuk beristirahat. Aku ingin bergerak, aku ingin berteriak!

"Aku ingin mencipta sebuah karya!"
"Bergeraklah wahai raga!"
"Bangkitlah penjara jiwa!"

Tapi yang tersisa hanya nyawa.
Yang dipaksa melekat pada tubuh lumpuhku. 

Hingga dosis pertanyaan harian yang kolantarkan untuk diriku adalah, "kapan aku akan mati?"
Aku sudah lebih dari setengah perjalanan ke sana. Hanya tinggal beberapa langkah. Aku sudah pasrah.

Minggu, 19 Juni 2016

Disc 2 Chapter 6

Disc 2 chapter 6: Human!
Terdapat milyaran kehidupan di dalam diri manusia. Berani sekali kau menyebut dirimu kesepian!

Disc 2 Chapter 6: The Answer is..
Kau bertanya apa yang diinginkan seseorang yang bersembunyi dibalik kesepian? Mereka hanya ingin ditemukan.

Disc 2 Chapter 6: evolution!
Perjuangan adalah bentuk pemaksaan terhadap diri sendiri. Kau harus cukup egois dengan rasa lelahmu

Disc 2 Chapter 6: Weak!
Kamu lemah karena kamu tidak menyadari bahwa kamu kuat.
Kamu merasa gagal karena kamu tidak tau bahwa kamu bisa berhasil

Disc 2 Chapter 6: No future
Kamu tidak akan bisa menjangkau masa depan. Sekali pun jaraknya hanya 1 detik dari saat ini

Disc 2 Chapter 6: I am the Symtomp and You are the Cure.
Loneliness is dangerous. It's addicting. Once you see how peacefull it is, you don't want to deal with people

Disc 2 Chapter 6: Retlina
Orang yang lain
Nama yang lain
Perkenalan yang lain
Dan mimpi yang lain
Aku mulai lelah dengan harapan ini

Disc 2 Chapter 6: Jawaban
Senyum yang kulihat di wajahmu menyiratkan kebahagiaan dan kesedihan yang berdampingan, pertemuan dan perpisahan yang bergandengan, serta mimpi dan kenyataan yang bersebrangan. Ah.. Rasanya aku akan merindukanmu lebih lama lagi.

Disc 2 chapter 6: Dasar Manusia!
Kamu lemah,
Kamu kalah,
Tapi kamu adalah manusia.
Kamu kuat
Kamu  hebat.
Tapi kamu hanyalah manusia..

Jumat, 08 April 2016

Catatan buku biru: Laba-Laba Mimpi dan hujan

Untukmu laba-laba mimpi.
Sehelai jaringmu terbang ke arahku.
Membawa pesan yang tak sanggup disampaikan hujan.
Kudengar kau beranjak dari simpang jalan yang kau tapaki.
Kau melangkah beberapa jengkal lebih jauh dariku.

Maaf, aku tidak rindu.
Aku takkan menfirim sekotak rasa kehilangan padamu. Aku hanya akan mengirimkan do'a dan berharap kau baik-baik saja

Hai laba-laba mimpi
10 helai benangmu melintas melewatiku.
Membawa pesan yang tak bisa lagi aku baca.
Menyajikan berbagai cerita yang perlahan terhapus hujan, terbelit menjadi rumit.

Maaf, aku enggan mengurai.
Karena salah satunya adalah bahagiamu. Sisanya hanya suara rintik hujan.

Aku suka hujan.
Mereka turun bergerombol.
Membawa harapan pada tanah gersang. menyamarkan air mata hati yang terluka.
Menjadi kenangan singkat aku dan kamu.

Maaf, hanya aku. Bukan kamu.
Aku rasa kamu lupa.
Tapi malam itu aku mengingatkanmu..
Tentang hujan..
tentang kebetulan yang ada di antara kita..
Dan tentang sehelai perasaanku yang berusaha menjangkaumu..

Jumat, 01 April 2016

Media: Bahaya di Sela-sela Opini

Assalamu'alaykum, blogs :)

Lets start with a little chit-chat!
Bagaimana kabarmu? Kabarku sehat dan alhamdulillah masih single ._. Semoga kalian juga dalam keadaan sehat dan single juga. Kecuali bagi yang sudah menikah..

Anyway, kali ini gue ingin mengutarakan beberapa hal tentang suatu ancaman tersembunyi bagi generasi zaman sekarang. Sebenarnya bukan ancaman sih, tapi ini cukup bahaya. Ini tentang Media. Sesuatu yang dapat mengobrak-abrik asumsi seseorang.

Jadi gini, blogs, dewasa ini media online itu udah mulai diminati sebagai penyedia informasi bagi publik. Ini karena media online dianggap lebih praktis dan gampang diakses lewat smartphone yang digunakan hampir 80% orang indonesia. Ini ngebuat media cetak jadi kurang diminati. Tapi ini asumsi gue aja sih. Soalnya dari dulu gue juga gak sering baca koran.

Baik media cetak maupun online itu tujuannya sama: memberi informasi bagi publik. Bagus sih. Tapi ada fungsi lain yang masih abu-abu: Membentuk opini publik. Kenapa Abu-abu? Karena ini bisa membuat seseorang berpikiran positif atau negatif. Dalam pembentukan opini publik, konten berita bisa aja diselipkan fitnah atau semacamnya. Apalagi ketika era perpolitikan dimulai.

Eh tep-pan! Tau tepan gak? Ini semacam time-out atau pause waktu main game -_-. Generasi jaman sekarang mungkin hanya segelintir yg tau. Tepan! Gue ngerasa bahasa gue terlalu baku. Well, sebenarnya gue pengen bikin tulisan baku tapi... Rasanya gak cocok sama blogs. Iya gak sih? Sepertinya gue akan menggunakan bahasa santai aja kali ya.

Start!

Jadi ketika era perpolitikan dimulai, para politikus itu berlomba-lomba kampanye lewat media cetak dan online. Permasalahannya ada di media online. Ada partai atau calon yg membayar stasiun tv untuk menyiarkan berita baik tentang mereka aja. Stasiun tv lain juga sama sebagai oposisinya. Bahkan pernah dalam hasil pemungutan suara. Di Tv A si calon A menang, tapi di Tv B si calon B yang menang. Question: Jadi sebenarnya siapa yg menang?! -____- entah itu salah informasi atau gimana. Semoga aja gak disengaja.

Tapi itu udah beberapa tahun lalu. Sekarang lebih parah. Dengan berkembannya software untuk mengolah gambar, penyebaran fitnah lebih gampang dilakukan. Soalnya no pict = hoax. Tinggal edit foto, buat headline yg sensasional, publish. Isi beritanya? Belum tentu bener, yang penting banyak yg ngelike. Inilah media zaman sekarang. Dari sudut pandang gue.

Contohnya dulu gue pernah liat headline tentang adanya Manusia Bawah Tanah  yang muncul di Amerika. Ada gambarnya juga sejenis manusia berkepala tikus tanah gitu. Gue baca komentarnya. Gak sedikit yg gak percaya. Soalnya ada gambarnya sih. Tapi ada komentar seseorang yg bilang gambarnya itu dari film sains fiktif tahun 80an. See? Berita bohong.
Ada lagi headline tentang Biksu yang membantai umat muslim di vietnam terkena azab. Lengkap dengan gambar seorang biksu dengan penyakit kulit. Lagi-lagi komentarnya banyak yg menghina dan mencaci tentunya mereka percaya dengan beritanya. Tapi setelah diselidiki ternyata fotonya itu foto lama. Dan si biksu di foto itu emang udah sakit dari dulu dan dia gak ada hubungannya dengan pembantaian umat islam itu. Bobrok lagi kan medianya?

Kebobrokan Media gak berhenti sampai di edit foto aja. Lebih parah lagi. Yang ini gue gak tau bener atau nggak ya, tapi gue melihat ada potensi fitnah untuk menjatuhkan nama baik seseorang. Pernah liat headline semacam ini:
Calon Y, "Kalau si X sampai menang, saya akan loncat dari Monas".

Semacan pernyataan yg mirip nazar gitu. Kenapa hal ini bahaya? Pertama, karena beritanya pasti sensasional. Kedua, banyak masyarakat yang baca. Ketiga, masyarakat akan menagih omongan si calon Y. Keempat, si Calon Y gak akan mau membuktikan perkataannya yg bilang dia akan terjun dari monas kalau kalah. Ini hal baru di era perpolitikan zaman sekarang. Orang-orang bilang ini jadi warna baru bagi politik. Tapi buat gue ini cuma pola baru dengan warna yang sama: hitam. Artinya buruk.

Dengan berkuasanya media dalam membentuk opini publik, mereka bisa aja membuat headline yg menarik dengan berita bohong. Sekali lagi, tinggal cari foto orang yg bersangkutan, dan bikin berita sensasi dan biarkan berita ini meracuni pikiran masyarakat. Ini mudah.

Another badthings tentang Media.
Yang sekarang lagi marak banget sih isu-isu agama. Teroris dan semacamnya. Kamu pasti tau, orang islam akan dijadikan subject berita sebagai teroris atau pelaku kriminal. yang nonmuslim biasanya jadi korban. Lalu dunia ramai bersimpai ke mereka. Selalu begitu. Tapi ketika orang islam yg sebenarnya jadi korban, dunia akan bungkam. Karena ini skala dunia, maka tv lokal termasuk berperan di dalamnya.

Udah paham kan kebobrokan media saat ini? Tanpa adanya crosscheck suatu berita, maka kita akan dibodohi. Agar kamu tau, cara pembentukan opini publik lewat Media itu efektif banget loh. Mereka gak hanya memberi fakta, mereka rusak fakta dengan opini. Lalu masyarakat adalah korbannya. Merasa nggak?

Gue juga suka nulis, dan di organisasi juga di divisi media. Tapi gue jarang bikin berita atau opini publik gitu. Jadi ya.. Paling di blogs aja sih. Tapi inilah yang gue pikirkan dan rasakan dari media di luar sana. Mereka berbahaya. Walau gak semua media menebar berita bohong sih. Ada juga yg dapat dipercaya. Tapi tetap, lakukan crosscheck kebenaran beritanya. Caranya? Bandingkan aja berita Media A dan Media B. Kalau sama, beritanya bisa dipercaya. Semakin banyak perbandingan semakin bisa diyakini.

Baiklah blogs, itu aja sih untuk kali ini. Ada pepatah keren yang mungkin bisa kamu jadikan inspirasi:

"Jika kamu ingin merubah dunia, jadilah pemimpin. Jika kamu tidak bisa memimpin, maka jadilah penulis" - anonim.

Gue tutup post kali ini dengan pertanyaan,

Jadi apa aku berhasil mempengaruhi opinimu?

Sabtu, 13 Februari 2016

Simbiosis Iri Hati versi 3

Assalamu'alaykum :)
Hai, blogs! Halo para pembaca semua :D
Semoga selalu dalam kebaikan, kesehatan, ketentraman, dan kedamaian. Pokoknya semua yg baik deh.
Pada kesempatan kali ini gue akan kembali berbagi pemikiran gue tentang perasaan iri di dalam hati. Gue gak nyangka post Simbiosis iri hati bisa sampai 3. Alhamdulillah...! Ini adalah sebuah kesempatan yang luar biasa. Semoga bisa bermanfaat. 

Seperti yg kita tau, simbiosis iri hati adalah sebuah pemikiran dari pengamatan gue terhadap diri sendiri dan orang-orang di sekitar. Tentang bagaimana seseorang melihat kehidupan orang lain selalu lebih baik. Hal ini membuat hati kita gak pernah puas dan akhirnya timbul sifat iri. Ini udah diterangkan di versi sebelumnya. Udah baca Simbiosis Iri Hati versi 1 dan versi 2 belum? Baca dulu biar viewernya nambah ._.

Kamis, 11 Februari 2016

Dungon 4#: First Dungeon Cave! Goa Garunggang

Assalamu'alaykum 

Hai, blogs! Gimana kabarmu? Saat ini sedang musim hujan looh! jadi sebaiknya Anda jaga kondisi kesehatan dan semacamnya. Bukan hanya sakit pilek, batuk, pusing atau radang tenggorokan yg mainstream banget. Tapi waspada juga dengan Demam Berdarah dan virus Zika yg dibawa oleh nyamuk. Waspada juga terhadap longsor dan banjir bagi yg rumahnya sering mengalami. Semoga kita semua dalam kondisi yg aman yaa..

Anyway, here is another Dungeon or journey story. Dan ini lumayan spesial. What makes it special? Ini adalah resolusi gue tahun 2013 yang baru tercapai sekarang. My first Dungeon Cave! 

Setelah gue berkelana seorang diri ke Telaga Biru di tangerang, akhirnya ada yg ngajakin gue ke goa. they are Temen gue sebagai pengajak gue, dan gue sebagai pengajak temen gue, lalu temen gue sebagai pengajak temennya temen gue. Jadi kami pergi berempat. Gue dan temen-temen gue dan temen perempuannya temen gue. Pokoknya gitu deh. 

Minggu, 07 Februari 2016

Dungeon #3 : Telaga Biru

Assalamu'alaykum 

Yoow, blogs! Gue hadir untuk ke sekian kali dan siap menceritakan perjalan gue yg berikutnya.
"Jalan-jalan melulu, dit. Gak capek apa?"
Ya capek tapi jalan-jalan itu asik. Ini udah jadi hobi gue dari dulu dengan tingkat yg berbeda. Dulu biasanya gue cuma naik motor muterin pondok petir dan sekitarnya. Kadang mencari jalan baru kadang hanya sekedar menghabiskan waktu. Dan bensin. Berbeda dengan akhir-akhir ini. Gue lebih ke tempat wisata atau semacamnya. Destinasinya juga lebih jauh dari sebelumnya walau masih kalah jauh dibandingkan mereka yg udah keluar pulau atau bahkan ke luar negeri. Tapi gapapa, someday i will..

Anyway, post kali ini tentang perjalanan gue yg ke 3. Kali ini gue gak ke Bogor. Gue mengarah ke Barat menuju wilayah Tangerang. Ada apa di sana? Ada obyek wisata alam yg disebut Telaga Biru. Ini semacam bekas tambang pasir di Cisoka yg menjadi danau dengan air yg bisa berubah warna. Warnanya bisa hijau, biru dan bening.

Dungeon #2: Intrusion Waterfall, Curug cilontar

Assalamu'alaykum, blobloblogsss

Gue kembali hadir untuk menghadirkan kisah dan pengalaman yang sangaaaattt biasa aja. Tapi seru. Dan menyenangkan. Dan asik. Dan gaul. Dan... Baca sajalah

So, setelah gue menikmati kesendirian di Jacuzzi gunung peyek yang udah gue ceritakan sebelumnya, gue diajak teman gue ke Cilontar.  Yang ngajak lukman, seorang mahasiswa geologi seangkatan sama gue. Dia berdomisili di bogor which means, dia tau banyak tempat asik di wilayahnya. Tapiii dia belum pernah ke Curug Cilontar yg menjadi tujuan destinasi kami. So its gonna be new journey for us


FYI, curug cilontar adalah sebuah air terjun yang belum banyak diketahui. Belum ada pengelolanya dan belum jadi tempat wisata. Kami berangkat ke sana dipandu oleh Navigation Girl (read: Enji) yg ada di aplikasi googlemaps. Itu pun hanya memasukan data koordinat yg di dapat dari website. Kalau kamu langsung masukin keyword "Curug cilontar" kayaknya gak ada. koordinatnya adalah: 6o 38'12''S dan 106o38'18''E


Singkat cerita kami berangkat tgl 30 januari 2016. Gue berangkat dari rumah jam 7 pagi naik motor. Lewat gaplek ke arah parung sesuai petunjuk dari Navigation Girl yg udah gue setting ke Curuglontar. Tadinya gue berencana ketemu temen gue di Kemang. Tapi ternyata gue keterusan sampai di Ciampea. Ini karena... Gue gak tau daerah Kemang itu yg mana -_-. Temen gue yg udah nunggu di kemang akhirnya gue minta ke Ciampea. Baru ketemuan jam 10 pagi.

Dari Ciampea kami menelusuri jalan yang dipandu Enji ke koordinat Curuglontar. Jalannya lumayan jauh. Ke arah Leuwiliang hingga Gunung Bunder. Terus ke Tenggara. Gue agak susah kalau diminta ngejelasin jalanya. Ikuti arahan Enji aja deeeh.

Begitu sudah cukup dekat, Enji bilang "Turn left. Your destination is on the Left side." Gue dan temen gue berhenti. Kami berhenti di sebuah gang di pinggir jalan utama. Dan itu masih masuk perumahan. Bukan hutan atau bukit atau apapun yg menunjukan adanya air terjun. Papan air terjunnya juga gak ada. Gue mulai berpikir, "Mana air terjunnya? Jangan-jangan salah.. Wah enji ngaco! Enji sesat!"
Untunglah ada warga sekitar yg bisa ditanya. Kami pun menanyakan keberadaan curuglontar itu. Katanya, "Curuglontar? Itu masuk ke pemancingan terus jalan turun lurus aja". Gue ragu. Pemancingan? Apakah curuglontar itu nama pemancingan? So what am i doing here?!

Agak bingung, gue pun mencari pemancingan yg dimaksud. Ada penjaga pemancingannya. Dengan ragu gue bertanya, " permisi, pak. Jalan ke curuglontar itu kemana ya?" Dia menjawab, "ooh itu lurus aja nanti belok kanan terus turun" katanya sambil menunjuk halaman belakang rumahnya yg ada empangnya. Gue dan temen gue mengikuti arahannya. Benar saja, jalan mulai menurun. Ada tangga dari bambu yg gak standar SNI. Jalan setapak nan licin menjadi pijakan kami. Dari jauh sayup-sayup terdengar suara air mengalir. Deras dan menggoda. Dinding lereng yg kami turuni berupa batuan beku hitam dan tanah (soil). Ada fragmen black obsidiannya juga loooh B)

Setelah menuruni lereng licin gak berstandar SNI itu kami memijakan kaki di reruntuhan batuan yg lumayan besar dan runcing. Dari sini kami sudah bisa melihat sumber suara aliran air yg menggoda tadi. Here it is, Our Destination! Dungeon Curuglontar!


An ordinary hidden waterfall!

Kenapa "ordinary"? Gue cuma bercanda kok. Ini bener-bener keren!!

Curuglontar, dengan airnya yg terjun dari ketinggian sekitar 28 meter dan kolam yg luas dengan keindahan airnya yg berwarna hijau. Sayangnya gak boleh dibuat berenang. Mungkin karena dalam dan hal lainnya. But here is what makes it unique: ada columnarjoint-nya! Ini pertama kalinya gue liat secara langsung :D
Wait, kamu tau apa itu columnar joint? Ini sejenis struktur batuan beku akibat intrusi magma vertikal. Struktur ini punya bentuk yg unik yaitu prisma segienam. Kata dosen gue sih bisa segienam itu karena waktu pendinginan mineralnya menarik ke segala arah. Seinget gue itu. Gak paham juga.
Terus, terus, ada sittingjoint juga di atas columnarjoint. Sitting joint adalah Struktur batuan beku kayak balok horizont. Yg ini karena aliran magma horizontal. Dideket kolamnya ada lapisan sedimen breksi dan konglomerat yg fragmennya berukuran bongkah. Pokoknya besar.
Oiya, untuk mendekat ke kolam air terjunnya agak susah. Soalnya pijakanmu adalah runtuhan batu. Bukan tanah. Jadi harus jaga keseimbangan dan lompat-lompat. Hati-hati bagi kalian yg punya masalah kaki semacam keseleo, patah kaki dan lainnya. Gak recommend buat pengguna kursi roda. Walaupun jika dia mau digendong. Karena emang susah.  Sungai bebatuan ini melampar luas banget ke... Gue gak ngecheck arah mata anginya -_-. Pokoknya searah aliran air terjun. 

Seperti pengunjung tempat wisata pada umumnya, kami pun berfotoria. Mumpung sepi. Ada sih pengunjung lain 3 perempuan SMP kayaknya yg juga foto-foto. Tapi mereka sekedar menikmati alam. Sebagai mahasiswa geologi, kami belajar memahami fenomena di sini. Abis itu tetep.. foto-foto lagi -_-




Cukup lama kami di sini. Dari jam 11 sampai jam 2 siang. Tempatnya emang enak sih. Masih sepi juga dan tergolong tersembunyi. Gue gak nyangka ada di bawah pemancingan. Ini semacan jalan rahasia gitu. Gue sih lebih suka yg sepi tapi yg jelas curugcilontar ini potensi banget untuk jadi obyek wisata geologi! Asalkan jalan ke air terjunnya dibuat standar SNI. Pakai lift atau flyingfox kalo perlu. Terus tentunya dibikin papan penunjuk obyek wisata karena kamu gak akan tau kalau gak nanya ke pemancingan rahasia di sini.  Tapi ini akan menaikan tarif biaya masuknya ya... Gak kayak kami yg masuk dengan bayar sukarela ke dalam kaleng biskuit.
Well, tapi tetep sih, bagaimana pun pengelolaan air terjun ini nantinya, tolong jika kamu mau ke sini dijaga kebersihannya. Kalau kalian mau berkunjung ya jangan ninggalin sampah apapun. Sekecil apa pun. Jangan berpikir "ah cuma sampah permen (atau puntung rokok) ini.. Gak bakal ngotorin banget." tau gak? Ada banyak banget orang mainstream yg punya pemikiran tukang sampah kayak gini! Sampahnya kecil dan gak penting, tapi kalau yg ngebuangnya banyak ya tetep ngotorin. Huh! Minta diposting di downsanian banget -_-
Pokoknya jangan ngotorin!

So that's it, blogs!
Dungeon curuglontar. 
Over all, ini tempat yg indah dan keren banget buat menikmati alam dan belajar geologi. Bisa  untuk kamu yg ingin sendirian ataupun rombongan. Secara pribadi gue rasa lebih baik rombongan maksimal 5 orang. Jangan datang sendiri kalau ingin foto-foto, khususnya untuk yg gak punya tongsis dan mau pake timer. Karena pijakan kamu bakal menyulitkan untuk memposisikan diri sesuai pose yg kamu inginkan. Untuk saat ini sangat gak recommended untuk yg punya masalah kaki kayak keselo dan patah kaki. Bawa makanan ringan dan buang sampah pada tempatnya. Jangan ngotorin. Dan yang terpenting... Jangan lupa pipis dulu sebelum turun ke air terjun. Serius -_-.

Baiklah, kita ketemu lagi di perjalanan berikutnya ya :)

Dungeon #1: Jacuzzi alami gunung peyek

Assalamu'alaikum, blogs!
Kali ini gue ingin berbagi pengalaman dan sedikit review tentang tempat-tempat yang gue kunjungi beberapa waktu lalu. Tujuannya sih menambah label Traveling blog ini. Sekaligus berbagi wawasan dan tempat yang mungkin bisa jadi destinasi kamu-kamu semua untuk dikunjungi.
Ini bermula sejak gue mulai sering jalan-jalan di yogya. Nyari singkapan geologi. Oiya, lokasi singkapan ini biasanya gue sebut Dungeon. Alasannya karena letaknya di alam terbuka. Bukan di gedung. Dan biasanya agak susah untuk di datangi dengan kendaraan. Jadi harus jalan kaki.
Setelah gue berkunjung ke beberapa singkapan di Yogya, timbul niatan  untuk mengeksplore daerah Tangerang Selatan. Mau nyari singkapan. Untuk menemukannya biasanya bisa dicari dengan foto udara a.k.a google maps. Cari yg semacam bekas tambang atau tempat dengan morfologi bukit. Tapiiiii berhubung wilayah tangsel ke arah utara itu isinya daratan bergelombang dan banyak gedung jadi pencarian singkapan sangat sulit untuk dilakukan. Litologi (batuan) di wilayah ini juga gak variatif. Atau mungkin gue aja yg kurang mengeksplor lebih lagi. Tapi selama gue keliling tangsel - jakarta yang gue jumpai ya cuma tanah aja. Tanah lempung yg warnanya merah. Means, dari lapukan batuan gunung api. Mungkin dari gunung salak atau gunung gede.

Senin, 01 Februari 2016

Bayat, After Dungeon

Assalamu'alaykum, bloooogs :D

Wait.. Gue gak mau lama-lama dipembukaannya. Karena gue akan bercerita panjaaaang lebaaaar.. Sebenernya biasa aja sih.. Pokoknya ini tentang pengalaman kuliah lapangan 1 di Bayat 5-14 januari yang lalu. Penasaran? Langsung aja simak

Gue akan mulai dengan memperkenalkan apa itu Kuliah Lapangan atau KL. Jadi Kuliah Lapangan (KL) itu kegiatan wajib bagi mahasiswa geologi upn. Ini karena geologi kan memang harus jago di lapangan jadi ya wajarlah ya. Himbauan untuk KL ini udah dikasih tau sejak pertama kali masuk semester 1. Kenapa? Untuk mempersiapkan biayanya yg lumayan mahal. Kegiatan KL ini juga dilakukan 2x. Pertama di Bayat, Klaten dan di Karangsambung. Karena gue baru ngejalanin KL 1 Bayat, jadi cerita yg di Bayat aja ya..
Bayat sendiri adalah lokasi strategis untuk belajar geologi. Wait, gue akan meluruskan sesuatu. Baik disini bukan berarti di Bayat banyak tambang atau tempat batu akik ya -_-. Melainkan banyak pelajaran berupa proses, jenis batuan, hubungan stratigrafi, struktur dan sejarah geologi yg rumit tapi asik buat dipahami. Jadi jangan ngira kami nyari batu akik di sini.  Pemandangan di Bayat juga lumayan bagus. Ada perbukitan, sungai, lembah, rawa, dataran dan lain-lain yg menyimpan kisah sendiri.

Minggu, 31 Januari 2016

Disc 2 Chapter 5

Disc 2 chapter 5: Dua waktu (prologue)
Detik ini akan menentukan detik berikutnya
Menit ini untuk menit berikutnya
Jam ini untuk jam berikutnya
Hidupmu saat ini untuk hidupmu berikutnya.
Katakan padaku, kau inginkan masa depan yang seperti apa?

Disc 2 Chapter 5: World of silent
Kata-katanya telah membungkamnya.
Ekspresinya telah menguburnya.
Kau tidak bisa lagi mendengar hatinya berteriak,
"Tolong Aku..!"

Tapi Dia tidak begitu

Disc 2 Chapter 5: Behind The Scene
Kisah yang aku ceritakan padamu adalah rahasia. Ketangguhan yang kau lihat padaku adalah rahasia. Jangan kau katakan apapun pada dunia. Karena kau adalah rahasia

Disc 2 Chapter 5: Blackhole
Drag me to loneliness and you'll find the third.
Complete those missions, you'll get the second.
Stay beside me, you'll get to know the first.
In some random events i'll tell you the truth.

Disc 2 Chapter 5: Berpijak pada angin
Rasa kehilangan akan sesuatu memberimu lebih dari cukup untuk berusaha mendapatkan segalanya. Akh! Aku tau ini hanya rasa sementara.

Disc 2 Chapter 5: Tahun ke 7
"Semenyedihkan apapun dirimu saat ini, keberadaanku adalah sesuatu yang akan kau tertawakan nanti. Terimakasih karena masih menganggapku ada"

Disc 2 Chapter 5: dirimu semu.
Bertemu denganmu di dalam mimpiku hanya menambah daftar panjang rasa rinduku. Tunggu, aku bahkan tidak tau siapa kamu.

Disc 2 Chapter 5: Shadow
Cepatlah pergi!
Aku ingin merindukanmu

Disc 2 chapter 5: This time, This Cursed

Waktu adalah uang.
Waktu adalah pedang.
Tak peduli apa katamu,
Kamu tidak bisa mengutuk waktu tanpa mengutuk dirimu..

Disc 2 chapter 5: Seperti cermin
Mereka bilang, "mulutmu, harimaumu".
Benar. Kata-kata yang keluar dari lisanmu mencerminkan apa yang ada di pikiranmu..
Kecuali kamu seorang pembohong

Disc 2 Chapter 5: Dangerous Desires
Ada banyak pembunuhan di dalan pikiranmu. Untunglah kamu seorang pengecut.

Disc 2 Chapter 5: Evening Flow
Kau terpelanting, kau terbanting..
Seperti sungai dan hujan..

Disc 2 Chapter 5: The edge of Evening
Kembalilah! Aku punya janji dengan dirimu di kala itu

Disc 2 Chapter 5: You
Jika aku mengatakan aku pergi sendirian bersamamu, lalu siapakah dirimu?

Sabtu, 16 Januari 2016

Batas Mayoritas!

Assalamu'alaikum, bloooooogs!

Aku tau.. Ini udah terhitung lama banget sejak gue terakhir main ke sini. Do you miss me? I do miss you. Entah siapa "you" nya...

Maaf ya gue meninggalkan blogs cukup lama. Soalnya.... Ah gak penting juga sih alasannya. Yang jelas gue kembali dengan berbagai cerita yg akan gue sampaikan. Penasaran? Nggak? Yaudah -_-

Anyway, post kali ini adalah sebuah pemikiran. Gue udah pelajari sejak... Gue ulangtahun desember 2015 silam. Ini tentang menjadi diri sendiri.. Dan sesuatu yang membatasinya..

Baiklah! Kita mulai!

Emm..
Adakah di antara kalian yg jago bermain peran? Acting? Jadi aktor mungkin? Kayaknya reader gue gak ada yg aktor ya -_-. Kalau begitu ada yg udah pernah main drama? Pasti ada!
Gue udah pernah main drama. Waktu SMA. Walaupun gak jago-jago banget sih.

Enak gak main drama? Asik lah ya. Apa lagi kalau dibayar. Kalau pun gak dibayar ya gapapa juga sih.

Seni bermain peran atau drama adalah seni yg, menurut gue, harus menjadikan kita berperan sebagai orang lain. Kita harus meresapi tokoh yg kita perankan dan benar-benar menjadi sosok tokoh tersebut. Walaupun karakter tokoh yg kita perankan berbeda jauh banget sama kita. Kalau dulu sih.. Peran gue cuma sebagai orang biasa yg jago ngerakit sesuatu. Gak jauh beda dengan karakter asli gue. Perannya gak terlalu penting juga. Tapi lumayan asik. Gimana denganmu? Suka main drama? Jadi karakter yg seperti apa? Pasti asik ya..

Tapi, blogs, pembahasan gue kali ini bukan tentang bermain drama di pentas drama. Melainkan bermain drama dalam kehidupan sehari-hari. Menjadi orang lain di saat kita tidak harus jadi orang lain. Ngerti gak maksud gue?

Ini bermula semenjak gue merenungi beberapa hal. Tentang senyum palsu. Keren gak sih istilah "Senyum Palsu"? Dulu populer di Friendster gue. Sekarang udah pindah ke status FB teman-teman yg gak gue kenal. Tentu saja kebanyakan remaja. Biasanya ini dinyatakan oleh mereka yg galau banget dan berusaha buat tegar. Tapi gagal gara-gara update status FB -_-. Senyum Palsu ini, buat gue, menggambarkan seseorang yg sok tegar tapi pengen dikasihani. Dia membohongi diri sendiri dan orang lain. Dia ingin ada yg peduli sama dia. Tapi pas ditanya kenapa jawabnya, "gapapa kok :')"
Selin.. -___-

Selang waktu berikutnya mulai muncul istilah " Muna". Tau muna gak? Itu kependekan dari "Munafik". Semacam orang yg baik di depan kita tapi jahat dibelakang kita. Atau istilah kerennya itu "Backstabber". Orang semacam ini jago banget main dramanya. Walaupun akhirnya ketauan juga sih. Backstabber biasanya jauh lebih dibenci dari si Senyum Palsu karena Backstabber bisa merugikan orang lain dan menghancurkan hubungan. Bisa menyebar aib, fitnah, dan lain-lain. Bagaikan musuh dalam selimut.. Pokoknya bahaya deh!
Akibatnya orang-orang yang tersakiti hatinya akan saling membenci. Lebih lagi bisa menutup diri. Ekspresi yg orang ini lemparkan hanya ekspresi palsu untuk menutupi sakit hatinya.
Dia mulai hidup dalam kebohongan.

Seiring berjalannya waktu, hidup seolah memaksa kita untuk berpura-pura. Bukan, bukan hidup.. Tapi orang-orang di sekitar kita. Kita jadi terbiasa berbohong. Entah untuk keuntungan kita sendiri atau sekedar menjaga perasaan orang lain. Atau bahkan menutupi perasaan kita. Kita mulai mengenal istilah panggung kehidupan. Semua orang yang hidup seolah memakai topeng untuk menyembunyikan perasaannya. Gue rasa kalian juga mengerti dan pernah merasakan sesuatu semacam ini.

awalnya terasa keren. Seolah kita menjadi sosok misterius yg sulit dipahami. Tapi kenyataannya ini menyedihkan. Kita seolah berperan sebagai seorang tokoh yg ceria saat kenyataannya kita merasa sedih. Kita seperti memainkan sandiwara besar yg gak ada habisnya. Peran kita akan terhenti saat hati kita dipahami atau saat kita mati.

Well, gue gak tau juga sih, menutupi kesedihan kita itu sesuatu yg baik atau buruk. Benar atau salah. Rasanya memang gak semua orang harus tau kesedihan kita. Tapi... Kayak ada yg salah dengan pola ini. Apa ya...? Hmmm.. Mungkin guenya aja yg ngerasa ada yg salah.
Mungkin juga karena orang-orang yg gue amati di sekitar gue.

Rasa sedih dan penderitaan yg dialami seseorang akan mempertebal topeng sandiwaranya. Tau kenapa? Karena orang-orang yg menjadi tempatnya bercerita memaksa dia untuk jadi kuat saat hatinya sedang lemah. Membatasi hatinya untuk meluapkan perasaannya. Pasti kau pernah melihat atau mendengar saat seseorang lagi nangis tapi disuruh diem dan berhenti nangis. Padahal hatinya lagi sakit banget. Rasa takut akan cemoohan publik atau bullying juga menghasilkan kekuatan baru untuk menutup diri. Bukan untuk jadi lebih tegar. Dan gue rasa secara gak sadar ini dianggap jadi hal yg benar bagi sebagian besar orang, bagi mayoritas. Kebenaran untuk menahan emosi, dan memalsukan ekspresi. Perkembangan sosial memaksa kita menjadi sosok yg sama. Jadi aktor dalam drama bertopeng ini.

Kau tau, blogs? Dari dulu gue pengen bisa tampil beda. Gue gak mau sekedar ikut pendapat mayoritas. Gue ingin punya pola pikir gue sendiri. Bisa menjalani hidup sebagai diri sendiri. Karena aktor terbaik yang bisa memerankan diri gue ya gue sendiri. Noone else.

Contohnya... Dalam hal imajinasi. Sebagai seseorang yg usianya udah kepala 2, gue tetap suka berimajinasi seperti di dalam dunia game. Kenapa? Karena ini seru banget! Tapi... Sebagian orang akan berkata, "dit, usia lu kan udah 20, masa masih seneng imajinasi kayak anak-anak gitu? Jadi dewasa dong, dit."
Padahal... Saat mereka ngeliat anak kecil lagi main mereka bilang, "enak ya jadi anak kecil. Bisa main bebas. Seru. Gak ada beban pikiran. Rasanya pengen balik jadi anak kecil lagi."
-____-

Gue tau seperti apa berpikir dewasa dengan segala masalah dan logika abu-abunya. Makanya gue memilih menikmati hidup seperti anak-anak. Tapi... Mayoritas akan bilang gue salah. Dan seolah memaksa gue berpikir seperti mereka. Lalu mereka akan membatasi diri gue untuk memainkan peran gue sendiri. Akibatnya gue akan memakai topeng drama kehidupan yang tadi kita bicarakan. But no! I i want to be me!

Contoh lainnya adalah saat seseorang mengatakan orang lain alay. Dengan segala gaya foto, dan tulisannya yg sekarang melegenda. Memangnya apa yg salah dengan gaya Alay? Well, tulisannya emang salah sih. Gak sesuai EYD. Tapi itukan gaya mereka. Sesuatu yg ngebuat mereka bahagia. Dulu waktu kita berada di fase Alay kita juga ngerasa seneng-seneng aja. Gaul dan terasa keren. Tapi mayoritas mulai mencemooh dan merubah kita. Membatasi kebahagiaan kita menjadi diri kita sendiri hanya karena tidak sesuai dengan trend masa kini. Konyol...

Karena itu, blogs, gue ingin berusaha jadi diri sendiri. Apa pun trend yg ada sekarang. Mau gue ikut atau nggak, gue tetep memilih sesuai hati gue.  Dengan begitu, kebahagiaan untuk jadi diri sendiri gak akan terenggut :)

---
Okay, bloooogs..
Emm.. Kalian paham gak sama post ini?
Sebenernya gue ngerasa bagian awal hingga akhir post ini agak gak nyambung. Gue menggelar topiknya terlalu lebar -_-. Gue jadi bingung sendiri lagi ngebahas apa. Dan berkali-kali kena Writter' Block. Ini ngeselin banget! Gue harus berusaha menyambungkan topik mulai dari senyum palsu, backstabber, peran, topeng, mayoritas, jadi diri sendiri.. Pokoknya gitu deh. Yah semoga bisa diambil hikmahnya dan bermanfaat untuk kita semua. Kalau paham sih.. -_-

Udah ya?
Assalamu'alaykum, blogs

who am i?

Foto saya
i am capriciously semi-multitalented