Minggu, 07 Februari 2016

Dungeon #3 : Telaga Biru

Assalamu'alaykum 

Yoow, blogs! Gue hadir untuk ke sekian kali dan siap menceritakan perjalan gue yg berikutnya.
"Jalan-jalan melulu, dit. Gak capek apa?"
Ya capek tapi jalan-jalan itu asik. Ini udah jadi hobi gue dari dulu dengan tingkat yg berbeda. Dulu biasanya gue cuma naik motor muterin pondok petir dan sekitarnya. Kadang mencari jalan baru kadang hanya sekedar menghabiskan waktu. Dan bensin. Berbeda dengan akhir-akhir ini. Gue lebih ke tempat wisata atau semacamnya. Destinasinya juga lebih jauh dari sebelumnya walau masih kalah jauh dibandingkan mereka yg udah keluar pulau atau bahkan ke luar negeri. Tapi gapapa, someday i will..

Anyway, post kali ini tentang perjalanan gue yg ke 3. Kali ini gue gak ke Bogor. Gue mengarah ke Barat menuju wilayah Tangerang. Ada apa di sana? Ada obyek wisata alam yg disebut Telaga Biru. Ini semacam bekas tambang pasir di Cisoka yg menjadi danau dengan air yg bisa berubah warna. Warnanya bisa hijau, biru dan bening.


Gue tau tempat ini dari info teman gue yang gue tindak lanjuti dengan pencarian review di Internet. Review tentang telaga biru sih bagus tapi... Ada beberapa yg mengatakan tempat ini angker. Ini membuat ragu untuk berkunjung seorang diri. Tapi gue tetep beragkat ke sana. Iya, sendirian.

Untuk pergi ke sana gue dibantu oleh Enji. Udah tau enji kan? N.G atau Navigation Girl. Ada di aplikasi maps atau googlemaps. Kamu hanya perlu menulis Telaga biru nanti juga ada kok. Ikutin aja navigasinya. Pokoknya dia ada di barat Tangerang selatan.

gue memulai perjalanan jam 9 pagi. Mengarah ke Muncul dan terus ke Barat ke Tigaraksa. Oiya, sempat hujan juga sebentar tapi gak menyusutkan semangat perjalanan gue. Perjalan ke Telaga Biru dari rumah gue itu lumayan jauh dan lama. Sekitar 1 setengah jam. Di perjalanan gue menjumpai perumahan, sawah, dataran bergelombang dan jalanan rusak yg bolong-bolong kayak di pasangin ranjau. Ini ada di perbatasan Tangerang Selatan - Tangerang. Tapi jalan ini cuma sedikit kok.

Memasuki daerah Cisoka, daerahnya berupa perkampungan dengan hamparan sawah dan jalan yg sedikit berlumpur. Enji sempet error di sini yg menyebabkan gue nyasar. Tapi dengan bertanya kepada orang sekitar akhirnya gue menemukan lokasi destinasi gue saat ini, Telaga Biru:




Tempatnya bagus dan keren! Untuk ke sini kamu hanya dikenakan tarif Rp. 5000. Udah termasuk parkir. Tapi gak termasuk jajan. Pas gue tiba di sana, kondisinya lagi sepi. Maklum hari kerja. Dan emang sengaja gue ngincer waktu sepi. Kalau hari libur bakal ramai banget. Oiya, ini udah menjadi lokasi wisata yg lumayan terkenal, jadi udah banyak warung. So, tenang aja gak usah takut kelaperan. Asal punya uang.

Sebelum menjelajah lebih jauh, gue sempat bertanya dengan ibu-ibu penjaga warung tentang telaga biru ini. Informasinya gak jauh beda dengan review dari pengunjung di mediasosial. Tapi gue kasih tau aja. Telaga Biru ini bekas tambang pasir yg dikelola lokal oleh warga sekitar. Aktivitasnya udah sekitar beberapa tahun lalu terus dihentikan karena gak ada izin oleh pemerintah. Setelah beberapa tahun terbengkalai, sisa galian berupa cekungan ini terisi air. Mungkin dari hujan. Nah entah bagaimana, warga menemukan keanehan yaitu warna air di telaga ini bisa berubah. Kadang hijau, biru, bening. Menurut gue sih karena pembiasan sinar matahari. Soalnya ini terjadi dalam 1 hari. Selain itu mungkin dari tingkat keasaman air dan mineral dari pasirnya. Pasir di sini adalah pasir kuarsa dan biasa digunakan untuk bahan bangunan.


Sejak Oktober 2015 lalu, telaga biru mulai terkenal dan banyak pengunjung yang datang karena penasaran akan pesona cantiknya. Kata ibu penjaga warung itu artis-artis juga pernah berkunjung. Dia juga cerita pernah ada acara tv yg mengungkap misteri di telaga ini. Katanya sih tempat ini memang angker. Terutama di telaga yg paling besar. Pernah ada yg kesurupan saat mau dipasangin lampu di sekitat telaga ini. Dia bilang penunggunya gak suka kalau dibikin terang gitu. Entahlah. Yang jelas udah ada rencana mau dikelola dan diperbagus lagi. Tapi bukan telaga yg besar itu. Jadi ada... 6 telaga lebih di sini yg membentang dari selatan-utara. Nah, yg paling besar di selatan itu akan dibiarkan alami. Biar gak ganggu.

Dari kacamata geologi, ditempat ini gue menjumpai pasir kuarsa dan lempung. Ada fragmen pumice atau batuapung dengan struktur amigdaloidal terisi kuarsa. Perlapisannya... Kayaknya datar. Tapi ada yg terlihat miring mengarah ke utara. Ada 6 danau yg gue liat. Uniknya warna airnya beda-beda padahal sebelahan. Warnanys itu Hijau, kuning butek, hijau toska kebiruan. Di satu danau yg dangkal di utara, ada mudcrack tapi tergenang air. Terus ada sisa penggerusan batupasir juga.

 Di sekitar area bekas tambang ini kamu bisa menikmati pemandangan berupa hamparan sawah luas. Ada teraseringnya. Ada juga beberapa traktor yg mungkin masih mengangkut pasir.

gue menelusuri tempat ini seorang diri. berbeda dengan pengunjung lain yang berombongan lebih dari 1 orang. gue melihat sebuah... bukit? No, gundukan pasir yang paling tinggi. nah, gue naik ke atas sana dan duduk di situ. dari atas gundukan itu gue bisa menikmati pemandangan telaga biru ini yang membentang di sebelah selatan dan hamparan sawah hijau di sekitar barat laut. Saat itu pukul 11.30 WIB dengan kondisi cuaca mendung. jadi gak terlalu panas. terus angin diatas gundukan itu juga sepoi-sepoi gak kayak di bawah yang lebih panas. 

dari jauh gue juga melihat muda-mudi yang pacaran. biasalah foto bareng dan sebagainya di pinggir telaga. kontras banget sama gue yang duduk sendirian di atas gundukan ini. tapi tetep asik. gue juga mengamati air yang ada di telaga di deket gue. warnanya... pas gue dateng pertamakali sih biru. beberapa waktu kemudian sedikit kehijauan. kayak hijau toska gitu. perubhannya itu semacam tergantung dari sinar matahari. jadi pas mataharinya terik warna biru tapi pas mendung agak kehijauan. anehnya gue gak liat perubahan yg sama dengan telaga lainnya. ada yng warnanya coklat butek, hijau, biru walau jaraknya berdekatan.




gue menghabiskan waktu dalam kesendirian sampai pukul 13.40 WIB. Handphone gue bateraynya habis. gue bawa powerbank sih tapi... gak bawa kabel data -___-. karena hal ini gue gak bisa mengandalkan Enji untuk pulang...
"YES! Elu nyasar dong, dit?"
nggak dong, gue udah mahir menghafal jalan sekarang. hehehe. gue tinggal memacu sepeda motor gue ke arah timur. tinggal cari papan jalan bertuliskan serpong. dan untungnya perjalanan pulang lebih cepat dari perjalanan pergi. gue gak ngerti alasannya. kamu pasti pernah ngalamin.

oke that was it, Telaga Biru Cisoka.
Now, this are my tips for you all:
- sebaiknya datang di musim kemarau pada waktu sore hari. soalnya kalau hujan, gak akan maksimla nikmatinnya. terus becek juga. sendalmu bisa kotor atau blok gitu deh.
- jika kamu tidak suka keramaian, pergilah di hari kerja. senin-kamis.
- disini gak bisa buat berenang. jadi gak usah bawa baju renang kacamata renang, atau sepatu scuba
- jaga kesopanan, jaga kebersihan dan berhati-hatilah
- bawa alas duduk atau celana ganti. soalnya tanahnya agak kotor gitu kalau didudukin. nanti putih-putih gitu deh. 
- bawa power bank. jangan lupa kabelnya juga supaya bisa mengaktifkan Enji -___-.
apa lagi ya? udah sih itu aja..

baiklah, blogs! gue masih ada 1 destinasi lagi yang gue kunjungi di First Region. sebuah pengalaman baru! My First Cave! 


Mau tau seperti apa kisahnya?


tunggu post berikutnya :)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

who am i?

Foto saya
i am capriciously semi-multitalented