Minggu, 07 Februari 2016

Dungeon #1: Jacuzzi alami gunung peyek

Assalamu'alaikum, blogs!
Kali ini gue ingin berbagi pengalaman dan sedikit review tentang tempat-tempat yang gue kunjungi beberapa waktu lalu. Tujuannya sih menambah label Traveling blog ini. Sekaligus berbagi wawasan dan tempat yang mungkin bisa jadi destinasi kamu-kamu semua untuk dikunjungi.
Ini bermula sejak gue mulai sering jalan-jalan di yogya. Nyari singkapan geologi. Oiya, lokasi singkapan ini biasanya gue sebut Dungeon. Alasannya karena letaknya di alam terbuka. Bukan di gedung. Dan biasanya agak susah untuk di datangi dengan kendaraan. Jadi harus jalan kaki.
Setelah gue berkunjung ke beberapa singkapan di Yogya, timbul niatan  untuk mengeksplore daerah Tangerang Selatan. Mau nyari singkapan. Untuk menemukannya biasanya bisa dicari dengan foto udara a.k.a google maps. Cari yg semacam bekas tambang atau tempat dengan morfologi bukit. Tapiiiii berhubung wilayah tangsel ke arah utara itu isinya daratan bergelombang dan banyak gedung jadi pencarian singkapan sangat sulit untuk dilakukan. Litologi (batuan) di wilayah ini juga gak variatif. Atau mungkin gue aja yg kurang mengeksplor lebih lagi. Tapi selama gue keliling tangsel - jakarta yang gue jumpai ya cuma tanah aja. Tanah lempung yg warnanya merah. Means, dari lapukan batuan gunung api. Mungkin dari gunung salak atau gunung gede.


Nah, karena minimnya obyek geologi di tangsel ke arah utara inilah gue coba cari di selatan. Which means Bogor, jawa barat. Morfologi di bogor itu lebih variatif. Ada gunung, bukit, dataran, dan lain-lain. Banyak air terjun juga. Hal-hal tersebut menjadikan Bogor salah satu wilayah yang banyak obyek geologinya.
Ada beberapa tempat yang udah gue kunjungi beberapa waktu lalu. Apa aja sih tempatnya? Banyak. Ada air terjun, goa, dan lain-lain. Nanti gue ceritakan di post berikutnya.
Salah satu tempat yg gue kunjungi adalah sumber mata air panas Ciseeng. Gunung kapur Ciseeng adalah tempat yg udah 4 kali gue kunjungi. 1 kali rame-rame, 1 kali bareng teman, 2 kali sendirian. Gunung kapur ini semacam tempat wisata pemandian air panas. Ada yang udah pernah ke sana? Good, kalau udah. Ini udah terkenal kok. Namanya tempat pemandiannya Tirta Sanita. Lokasinya di... Jalan ciseeng apa ya? Coba liat google maps aja deh. Pokoknya kalau dari Muncul itu tinggal ke arah selatan. Tau selatannya dimana gak? Inget Utara itu patokannya Gunung Merapi -_-. Oke, selatan itu ke arah puspitek. Ikutin jalannya aja tinggal luruuuuuuus terus. Nanti tiba-tiba kamu akan tau lokasinya dengan sendirinya.
Gunung kapur ciseeng Itu semacam gunung kapur dengan litologi kemungkinan batugamping. Kenapa mungkin? Karena gue kesana gak bawa HCl untuk di tes. Tapi kemungkinan besar emang batugamping. Soalnya terlihat butiran-butiran kalsit. Dialiri mata air mengandung belerang yang membuatnya bisa jadi Travertin. Tapi kalau di Gunung Kapur itu sepenglihatan gue sih masih batugamping. Ada stalaktit dan stalakmit sedikit di sisi gunungnya dengan air yg masih mengalir. Gunungnya juga gak tinggi kok. Sekitar 20-30 meter kali ya.. Jadi sebutan "gunung" itu hanya sekedar toponimi.
bagian puncaknya lumayan asik untuk ngeliat pemandangan sekitar dari ketinggian. Seru untuk bawa keluarga atau pasangan. Udah ada tempat makan, warung, penginapan, dan outbound juga loh. Asik deh kalau rame-rame. Tapi sayangnya di puncaknya itu panas. Jadi kalau berkunjung gue rekomendasiin sore aja. Jangan pagi, jangan siang. Terus pipis dulu sebelum naik. Bawa makanan juga kalau mau agak lama. Di atasnya itu kayaknya asik buat bakar-bakar pas malam tahun baru. Tapi ingat, harus dibersihin lagi ya.
Oiya, karena ini semacam tempat wisata gitu ada tiketnya. harga tiket masuknya Rp. 10.000. Padahal dulu sama temen gua cuma Rp. 8.000 -_-. Itu belum termasuk makan, mandi, berenang, penginapan, parkir, kamar mandi. Harus bayar lagi. So emang bener, sebaiknya kalau ke sini jangan sendirian. Kecuali kamu benar-benar introvert.

Sebenernya ada beberapa tempat pemandian air panas selain Gunung Kapur. Yaitu di Gunung Panjang dan Gunung Peyek. Gue gak ke Gunung Panjang. Belum liat reviewnya. Lagi pula tujuan utama gue, yang memiliki jiwa introvert dan berencana melakukan Me-time seorang diri ini adalah Gunung Peyek. Ada yg udah pernah atau sekedar tau gunung peyek?

Gue tau gunung peyek berdasarkan blog yg isinya review  perjalanan seseorang ke sana. Dia bilang, dia kaget pas ke sana karena gak nyangka tempatnya kecil banget tapi bagus. Dikelilingi sawah. Terus ada kolam alami  yg bulet yg isinya mata air panas dan bisa buat berendam. Semacam Jacuzzi gitu. Apa itu jacuzzi? Emmm.... Mungkin itu kayak bak air panas di hotel mewah gitu. Fotonya sih menarik. Alhasil gue berencana ke sana. Sendirian. Me time.

Lokasinya... Gue gak tau. Maklum, ada di tengah sawah. Gue udah mencoba nyari dari puncak gunung kapur. Tapi gak terlihat. Berdasarkan navigation gue, gunung peyek ada di timur laut Gunung kapur. Untuk ke sana gue harus nanya warga di sekitar Tirta Sanita. Gue pun nanya ibu penjaga warung yg jualan pop mie seharga Rp. 10.000. -_-. She said, "Jangan kesana. Di sana gak ada apa-apa. Jalannya jauh lewat sawah. Nanti kamu nyasar. Tempatnya juga sepi. Jarang ada yg ke sana. Saya aja belom pernah ke sana." -______- bodo amat, bu..
Dia menambahkan, "mending ke gunung panjang. Lebih enak. Rame. Tinggal ke arah sana aja bayar 5.000. Gunung peyek mah gak ada apa-apanya"
Dia terus menjawab demikian supaya gue gak ke sana. Tapi gue tetep keukeh mau ke sana. Karena  tujuan gue emang Me-time. Ngapain rame-rame -_-. Gue tetep menanyakan jalan ke sana sampai dia menyerah. Akhirnya di kasih tau.
Untuk ke gunung peyek gue harus keluar komplek obyek wisata gunung kapur lewat pintu belakang (utara-timur laut). Dari situ gue jalan kaki menyusuri komplek perumahan. Karena bingung gue tanya warga sekitar lagi.
Ada yang nyuruh gue muter balik, ada yg agak ngelarang, ada yang bilang, "gak boleh ke sana kalau gak bawa pasangan" -____-. Gue tau itu bercanda, tapi..... Ngeledek banget. Tapi tetep sih di kasih tau.
Berikutnya gue harus jalan menyusuri persawahan gitu. Agak jauh. Sekitar 10 menit. Lewat sawah hijau, dengan langit biru berawan  dan cuaca panas yg genit. Gue menyusuri pematang sawah. Sendirian. Beneran sendiri. Ada sih beberapa petani. Tapi jauh banget jaraknya dari jalan setapak yang gue lalui. 
Gue masih melangkah diantara padi yang masih harus diber pelajaran. Mereka begitu angkuh mendongakkan dahannya. Menikmati angin yang membelai lembut demi mengusir serangga. Pemandangannya asri banget! Keren!
Berjalan... Terus berjalan... Jalan terus hingga tanah lumpur yg gue injak berubah jadi bebatuan. Dengan tumbuhan ilalang. Jalannya sedikit menanjak. Sedikit banget. Dan tiba-tiba gue udah memijakan kaki di gunung peyet. Beneran. Gue gak sadar. Karena... Ini gak cocok disebut gunung. Bukit juga nggak. Gundukan mungkin iya -_-.



Pertama kali tiba itu gue melontarkan pertanyaan, "ini beneran gunung peyek?" Dengan wajah pokerface gitu. Gue menyusuri puncaknya yg datar dan agak luas. Ya gak bisa disebut puncak juga sih.. Tingginya cuma 5 meter dari sawah -_-.  Gue mencari mata air panas yg sempat gue lihat di halaman blog orang tadi. Dan... Tentu saja gue jumpai. 3 lobang yang tambah bikin pokerface. Kenapa? Emmm.... Karena gak seperti bayangan gue. Ukurannya lebih kecil dari perkiraan. Paling besar itu diameternya sekitar 1,5 m. Dengan kedalaman sekitar 50 cm. Tapi airnya bening dan ada gelembungnya keluar gitu dan bau belerang tentunya.  Yg kedua lebih kecil, sekitar 1 meter kurang dengan air butek agak dingin yg gak tau seberapa dalam. Gue gak mau nyemplung. Yang ketiga sekitar 40 cm diameter dan kedalaman yang gak gue peduliin.


Gue kembali bertanya, "ini aja? Ini doang?" Sedikit kecewa. Terus gue duduk menghadap ke sawah luas. Diam. Memandang padi dan genangan air persawahan yg merefleksikan birunya langit. Padahal airnya butek sebutek tanah -_-. Biar romantis


Masih terdiam. Langit cerah. Ada angin sepoi-sepoi yang asli sejuk banget! Beda sama di puncak gunung kapur. Gue bener-bener sendirian di gunung peyek ini. Rasanya tenang banget. Somehow, tiba-tiba gue ngerasa bahagia. Muncul perasaan yg seolah membuat gue ingin tertawa tanpa sebab. Bener-bener seneng! Gak tau kenapa. Mungkin karena Me-time ini bener-bener asik. Terakhir gue merasa begitu adalah pas gue duduk sendirian di stasiun manggarai sambil makan es krim dan ngeliatin kereta. Gue duduk selama hampir 3 jam cuma ngeliatin orang dan kereta lalu lalang. 
Setelah agak lama duduk diam gue mulai mengamati singkapan ini. Masih sejenis sama gunung kapur, yaitu batugamping. Bedanya gak ada stalaktit dan stalakmit. Well, gue lebih suka menyebutnya Dripstone karena terbentuk dari tetesan dan aliran air. Ini ngebuat adanya tekstur kasar yg sedikit bergelombang bolong-bolong. Di pinggir kolam mata air panasnya ada Travertin, batugamping yang mengalami kontak dengan air panas. Emang penciri sumber air panas sih. Travertin punya tekstur yg lebih halus dari batugamping. Biasanya licin kayak lilin. Sayangnya gak gue ambil. Soalnya nanti kolamnya rusak. Ada juga vein atau urat atau rekahan atau saluran air yg dilapisi kalsit dan travertin juga. Vein ini menghubungkan kolam-kolam air panasnya.

Setelah cukup mengamati, Gue mencelupkan kaki ke kolam yg paling besar. Gue gak niat berendam di situ. Walau kayaknya asik banget. Rasanya... Ya hangat... dan bau. Tapi enak. Mumpung sendirian, gue pun main air. Main? No! Gue latihan Waterbending!





Sekedar info, itu foto bermodal hp dan penjepit kertas yg hitam besar sebagai dudukan hp. Soalnya gue gak punya tongsis. Pake camera yg ada timernya ya. Dan hati-hati basah dan layar hpnya kotor dengan bekas noda belerang.
Gue di gunung peyek sekitar 2 jam lebih. Menikmati kesendirian. Menelangsa alam bebas. Di antara jernihnya mata air, disengat aroma belerang, dikepung hijaunya padi, di belai lembutnya angin, dan di naungi birunya langit... Aaaaah nikmat!
Sayangnya di sini gak ada tukang es krim. Kalau ada mungkin gue gak mau pulang.. 
Tapi ya gue harus pulang. Jam 12an gue udah ke tempat parkir di tirta sanita.

So that's it! Salah satu dungeon yang wow banget! Gunung peyek di Ciseeng. Tempat ini belum banyak yg tau dan belum dikelola jadi terbilang masih tersembunyi. Cocok banget buat kamu-kamu yang mau berkunjung dengan jumlah sedikit mau pun sendirian. Gue sih prefer berdua atau sendirian. Sangat recommended bagi kamu yg ingin mencari ketenangan dengan sensasi jacuzzi air panas alami. Apalagi kalau kamu seorang penulis. Mungkin bakal dapat banyak inspirasi. Cocok juga buat yg mau mengamati dengan kacamata geologi. Tapi tentunya gak mengurangi esensinya untuk kamu yg sekedar ingin menikmati sebagai orang awam.
Peringatan! Kalau berkunjung kemana pun dirimu, jangan buang sampah sembarangan! Sekecil apapun sampahnya. Mau tissue bekas, korek api, puntung rokok, atau pun bungkus permen yang kita anggap kecil dan sepele tetep bakal ngotorin. Bawa pulang sampahnya sampai ketemu tempat sampah, okay?
Baiklah, blogs. Itu aja untuk kali ini.
Tunggu petualangan di Dungeon berikutnya ya :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

who am i?

Foto saya
i am capriciously semi-multitalented