Sabtu, 13 Februari 2016

Simbiosis Iri Hati versi 3

Assalamu'alaykum :)
Hai, blogs! Halo para pembaca semua :D
Semoga selalu dalam kebaikan, kesehatan, ketentraman, dan kedamaian. Pokoknya semua yg baik deh.
Pada kesempatan kali ini gue akan kembali berbagi pemikiran gue tentang perasaan iri di dalam hati. Gue gak nyangka post Simbiosis iri hati bisa sampai 3. Alhamdulillah...! Ini adalah sebuah kesempatan yang luar biasa. Semoga bisa bermanfaat. 

Seperti yg kita tau, simbiosis iri hati adalah sebuah pemikiran dari pengamatan gue terhadap diri sendiri dan orang-orang di sekitar. Tentang bagaimana seseorang melihat kehidupan orang lain selalu lebih baik. Hal ini membuat hati kita gak pernah puas dan akhirnya timbul sifat iri. Ini udah diterangkan di versi sebelumnya. Udah baca Simbiosis Iri Hati versi 1 dan versi 2 belum? Baca dulu biar viewernya nambah ._.

Di simbiosi iri hati yg ke 3 ini gue mau berbagi pemikiran tentang Rezeki. Rezeki adalah 1 dari 3 hal (rezeki, kematian, jodoh) yg udah ditentukan oleh Allah SWT. Dan menjadi rahasia untuk manusia. Bukan hanya manusia, tapi seluruh mahluk. Rezeki atau Rizki itu ada dalam banyak bentuk. Harta, keturunan, pujian, ketenaran, jabatan, kesehatan, hidup, hujan, kesempatan, keberhasilan, kegagalan.. Ah pokoknya amat sangat banyak deh! Rizki ini terus mengalir selama kita hidup. Allah yang Maha Pemberi Rizki berfirman,
Alquran surat Ibrahim ayat 34:
" Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dari segala apa yang kamu mohonkan kepadanya. Dan jika kamu menghitung ni`mat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari (ni`mat Allah)".

Alquran surat Al Kahfi 109:
" Katakanlah: "Kalau sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku."

Kok bisa? Bayangin aja! Dalam 1 detik yg berlalu kita masih bisa melihat, mendengar, bernapas, organ masih berfungsi, masih hidup, masih berkedip dan hal-hal lain yang jarang banget kita sadari apalagi kita syukuri. Belum lagi hal lain di luar tubuh kita seperti bisa berteman, bertemu orang, masih ngeliat hewan belum punah, langit masih biru, matahari masih bersinar, ada gravitasi dan masih banyak lagi. Kenapa sih bisa begitu? Menurut gue sih itu karena kita lebih fokus terhadap diri sendiri. Terhadap apa yang akan orang lain lihat dan kagumi. Gue merujuk ke banyaknya harta, keturunan, jabatan, keberhasilan dan ketenaran. Sebenarnya ini udah gue bahas di simbiosis yg sebelumnya. Simbiosis iri hati 1 itu pembahasannya gue arahkan tentang rasa iri di kehidupan sehari-hari. Simbiosis yg ke 2 itu lebih tentang harta. Tapi gapapa, tetap akan gue ulas sedikit. 

Kamu mungkin udah familiar dengan istilah "rumput tetangga lebih bagus dari rumput sendiri". Ini udah merujuk ke rasa iri. Kita semacam kagum dan gak senang dengan keadaan orang lain yg keliatannya lebih baik dari kita. Gue sendiri masih suka merasa begitu. Gue belum bisa mempraktikan pelajaran di simbiosis iri hati. Contoh terbarunya adalah di media sosial. 4 Postingan sebelum ini gue banyak cerita tentang perjalanan gue ke tempat-tempat yg keren. Walaupun udah ke sana tapi ngeliat bagaimana update-an orang lain tentang keberadaannya, tentang kebersamaan, atau bahkan sekedar makananan saat gue gak mgapa-ngapain itu menimbulkan benih-benih rasa iri. Bukannya gak seneng orang lain seneng, cuma pengen aja. Mungkin karena di dunia media sosial atau dunia maya ada tuntutan gak tertulis bahwa kita harus membuat orang lain terkesan... Dan merasa iri. Maaf ya, dalam hal ini gue akui gue naif dan menganggap tujuannya demi pujian dan ketenaran. Nggak tau juga bagaimana dengan tujuan pengguna medsos sebenarnya.

Pagi ini gue merenungi hal tersebut. Gue berkata ke diri gue sendiri dengan secuil rasa kecewa, "memang udah rezeki mereka bisa jalan-jalan begitu". Lalu gue terdiam. Kembali gue berkata, " rezeki ya....", Gue melihat seisi kamar kost gue. Ada banyak barang/harta. Gue mendengar kicauan burung, sejuknya embun pagi, semilir angin yang ternyata enak banget. Nikmat loh.. Gue tersenyum. Gue kembali menyadari gue masih bisa bernapas, masih bisa berkedip, masih bisa tersenyum, melihat, mendengar, dalam keadaan sehat, hingga gue mendapat rizki gue diberi pemikiran dan kesempatan untuk menulis simbiosis iri hati ini. Bukankah itu rezeki yang luar biasa? Luar biasa banget hanya saja mungkin jarang kita sadari. Setiap detik yg kita lalui merupakan karunia dan rizki yang sangat besar dari Allah yang Maha Pengasih. Lantas kenapa kita gak sadar?
Kita mengeluhkan panas ketika teriknya menyengat kulit. Padahal kita bisa banyak beraktivitas di luar ruangan. Kita mengeluhkan hujan karena menghambat rencana kita yg ingin beraktivitas di luar. Padahal hujan itu rahmat dari Allah. Kenapa kita mengeluh? 

Gue pernah mendapat rizki berupa kesempatan ikut kajian ust. Yusuf mansyur dan orang dari amerika gitu. Tapi yg paling berkesan buat gue itu pas materi dari Dik Doang. Penggalan materinya seperti ini:
Ketika manusia mengeluhkan hujan, "Ah sial! Hujan lagi! Gagal deh rencana gue."
hujan itu mengadu kepada Allah, "Ya Allah! Aku ini adalah tanda kasih sayangMu, aku adalah rahmatMu, yang engkau turunkan untuk menghidupi bumi. Untuk mereka minum, ya Allah. Tapi mengapa mereka menghina pemberianMu?"
Kemudian dijadikannya Banjir. Kurang lebih gitu. Ada banyak sih materinya tapi lain kali aja deh ya..

Terus, blogs, gue pernah liat beberapa postingan yg gambar makanan atau semacamnya dengan caption "rejeki anak sholeh". Semoga benar-benar jadi sholeh dan sholehah ya. Terkait hal ini Salah 1 materi yg gue dapet di kajian itu adalah Rizki yg besar untuk seseorang yg sholeh dan ikhlas adalah kesempatan untuk beribadah. Kesempatan untuk berbuat lebih, untuk membantu orang lain. Bukan tentang apa yg diterima atau dimiliki. Rizkinya itu berupa hati yg diberi ke ikhlasan serta jiwa raga yg diberi kesempatan untuk bertindak. Lagi dan lagi ini gak kita sadari. Sebuah kesempatan. Alasannya masih sama: karena kita ingin membuat orang lain terkesan dengan apa yg kita miliki dan kita capai. 

Blogs, saat ini pun rezeki itu terus mengalir dalam setiap detik kehidupan kita. Kesempatan gue untuk menulis ini dan kesempatan kamu untuk membaca serta mengambil pelajaran itu juga rizki yg besar dari Allah. Terlepas dari banyak atau sedikitnya harta, jabatan, pujian, dan hal lainnya yg kita miliki saat ini, jangan pernah lupa untuk senantiasa bersyukur. Sesulit apa pun hidupmu, cobalah untuk ikhlas dan bersabar. Lihatlah Mahakarya sang Maha Pencipta. Hidupmu adalah Rezeki dan karunia yang amat sangat besar :)

Assalamu'alaykum :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

who am i?

Foto saya
i am capriciously semi-multitalented