Rabu, 07 Oktober 2015

Sedekah Dunia

Assalamualaikum, my dear Blogs!!

Lagi-lagi gue harus mengatakan lama tidak berjumpa denganmu di dunia maya ini. Gue gak akan bilang gue sibuk kuliah atau organusasi atau semacamnya. Karena emang lagi gak sibuk. Oiya, karena lama gak main kesini juga berarti gue harus menanyakan kabar kalian..

Baiklah!
Apa kabar kalian semua? Gue harus berprasangka baik bahwa kalian baik-baik aja. Kalau pun ada yg gak baik, semoga segera membaik ya :)

Untuk post kali ini, sebenernya gak terlalu jauh berbeda dengan post sebelumnya. Gue hanya ingin menyampaikan pemikiran gue aja. Ambil yang baiknya aja ya, yang buruknya ditinggalkan dan jadi bahan renungan.

Semua bermula dari sebuah kisah sederhana, dialog antara Janin dalam kandungan dan Allah SWT. Ini gue dapet dari suatu kajian di masjid Al jihad.
Dikisahkan pada saat janin di dalam kandungan, Allah bertanya kepadanya, "apa yang terpenting bagimu?" janin ini menjawab "Yang terpenting bagiku adalah tali pusar ini, Ya Allah. Dengannya aku bisa hidup. Aku tidak butuh tangan. Aku tidak butuh, kaki, mata, telinga, dan sebagainya. Karena itu tidak berguna untukku" kata Janin itu. Memang benar, ketika kita berupa janin yang menyuplai makanan untuk kita hidup adalah tali pusar. Pelindung kita adalah plasenta. Namun kenyataannya ketika janin ini keluar menuju kehidupan dunia, apa yang dia katakan? Dia bilang, "Ya Allah! Ternyata untuk hidup di dunia ini aku membutuhkan tangan, kaki, mata, telinga, dan semuanya. Namun yang kuanggap penting sebelumnya justru harus aku tinggalkan!". maksudnya adalah tali pusar janin ini harus dipotong. Kan kita gak hidup pake tali pusar di dunia ini, iya kan?

Itu kisahnya. Makna dari kisah itu sebenernya apa yg penting untuk kita suatu saat akan kita tinggalkan. Sekarang pertanyaannya, apa yang terpenting untuk kehidupan kita? Jika ditanya begini setelah mendengar kisah itu pasti banyak yang menjawab " amal soleh". Good! Itu wajar karena gue membicarakan konteks agama saat ini. Mungkin ada yg bilang "udara, dit!" well, bener juga sih.

Tapi kenyataannya, mau diakui atau tidak, yang terpenting bagi kita adalah Sandang, Pangan, Papan. Ini pokok. Kalau mau diteruskan lagi ada harta, gadget, mobil, baju mahal, dan sebagainya. Maaf ya, gue masuk ke ranah remaja kekinian lagi. Soalnya gue juga remaja. Jadi gue bisa membahas secara lebih lugas.

Bayangin deh, sebagian besar orang (bukan cuma remaja) pasti akan panik ketika gadgetnya ketinggalan. Jangankan gadgetnya, bateray yg mau habis aja bisa bikin panik. Bayangin juga dengan orang-orang yang punya baju pesta yang harganya mahaaaaaaal banget. Orang yg punya harta melimpah, rumahnya banyak, mobilnya banyak, dan semacamnya.

Gak ada yang salah dengan berusaha mendapatkan itu. Berikhtiar di dunia its okay. Tapi ingatlah ini semua akan kita tinggalkan. Apa yang terpenting untuk kita akan menjadi tidak berguna nantinya.

Soal gadget itu, gue juga termasuk panik kalau gak bawa gadget. Apalagi kalau ada informasi yg memang hanya bisa di dapat lewat gadget. Tapi ini suatu saat akan kita tinggalkan. Saat era teknologi terhenti, saat satelit hancur. Semua kembali ke jaman primitif lagi.

Soal baju yg mahal banget ini gue dapet dari renungan  sendiri. Jadi gue punya jaket. Jaket winter yang ada bulunya gitu. Keren deh. Ada di kost gue saat ini. Suatu ketika gue memandang jaket itu sambil merenung. Jaket Winter ini adalah jaket spesial. Gak terlalu mahal memang, tapi gue suka banget modelnya. Gue menetapkan jaket ini hanya dipakai saat ada event tertentu. Hanya saat spesial aja. Tapi saat gue renungkan dari fungsinya, jaket winter ini adalah yang paling gak berguna. Jaket lain sering gue gunakan, tapi winter nggak. Dicuci juga jarang. Cuma dipajang aja. Entah kapan gue gunakan. Dari situ gue mengerti apa yang spesial buat gue ternyata yang paling gak berguna. Soal mobil, rumah dll, mungkin bisa dipikir sendiri ya.

Lalu, blogs,  soal menjadi remaja,
Banyak yg mengatakan, "mumpung masih muda, berbuatlah sesukanya. Kalau udah tua nanti baru bertaubat." atau semacam itu.
Orang tua, dosen, guru, teman, sahabat hampir semua mengatakan itu. Semua mengarah ke kehidupan dunia aja. Ke kehidupan berikutnya? Hmmm... Semoga masih ada ya..

Tapi tau gak?
Salah satu yang akan dipertanyakan dihadapan Allah nanti adalah "untuk apa kamu gunakan masa mudamu?" nahloh! Kita mau jawab apa kalau senantiasa berbuat sesukanya?
Emang ada jaminan kita bisa hidup sampai tua? Atau jaminan kita sempat bertaubat? Gak ada.
Karena itu jangan berbuat sesukanya ya... Berbuat kebaikan dan persiapkan untuk kehidupan berikutnya. Bukan untuk masa depan dunia aja ya.

Nah, terkait masa depan dunia, gue juga punya pikiran. Gue kuliah di geologi. Gue tau ini adalah hal yang wajar ketika dosen memotivasi mahasiswa geologi untuk aktif belajar, dan semacamnya supaya IPK tinggi dan keterima kerja diperusahaan yang kaya. Supaya gajinya besar. Supaya kehidupannya terjamin. You know, somehow ini gak ngebuat gue semakin semangat. Bukannya gak kepengen kerja dengan gaji tinggi, hanya saja... Setelah dapet kerja itu, lalu apa? Jadi kaya? Bangga dengan harta?

Gue bingung, blogs. Bisa dikatakan saat ini gue punya barang yang numpuk di kamar kost gue. Barang yg jarang banget gue gunain. Barang yang akhir-akhir ini gue pertanyakan "barang ini untuk apa?". Barang-barang yg ternyata lebih bermanfaat untuk orang lain di dunia ini dan bermanfaat untuk gue di akhir nanti. Kamu juga berpikir seperti ini nggak? Semoga ya..

Kita masuk ke kesimpulan post ini.
Jadi lewat post kali ini, gue ingin mengajak kamu-kamu semua untuk bersyukur. Untuk bisa sedekah. Untuk bisa mengerti bahwa apa yang kita miliki di dunia ini ternyata tidak berguna untuk kehidupan akhirat.

Jadi mari kita sama-sama sedekah. Kalau belum bisa menyedekahkan barang yg kita anggap mahal atau spesial gapapa kok. Sedekah uang, makanan, pakaian, buku, atau yang lain juga gapapa. Yang penting niat dan ikhlas :)

Sebenernya masih banyaaaaaak lagi yang mau gue bahas. Tapi lain kali aja ya. Kapan-kapan kita ketemu lagi.
Gue tutup dengan ayat aja ya:

(Al-Qaşaş) 28: 77 -
"Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan."

Diperhatikan dan diingat ya, bukan "carilah dunia, dan jangan lupakan akhirat".

Okay, blogs?
Assalamu'alaikum :)

who am i?

Foto saya
i am capriciously semi-multitalented