Selasa, 17 November 2015

Perang di sebrang

Assalamu'alaykum, blogs...

Akhirnya setelah beberapa waktu gue tinggalkan, sekarang gue kembali lagi ke sini untuk mengisi hari-hari kalian. Yeay! :D

Gimana kabar kamu semua? Semoga sehat dan tetap menjaga kesehatan ya. Soalnya saat ini sedang musin pancaroba. "Panca" berarti "5". "Roba" berarti... "Robot". Jadi Pancaroba adalah peralihan musim kemarau ke musim hujan. Gitu.

Oiya, sebenernya gue pengen belajar cara menulis dengan gaya bahasa yg baik. Kayak artikel gitu. Tapi belum bisa banget sih. Mungkin lain kali. Dan lagi.. Tema post kali ini rasanya lebih enak kalau gue gunain gaya bahasa bebas. Mau tau post kali ini tentang apa? Perang

Gunakan kacamata perspektif kalian.
Apa yg gue sampaikan ini lebih banyak opini. Mungkin ada fakta juga tapi kayaknya gak akurat. Dan lagi... Mungkin gue juga gak bisa ngasih solusi. Tapi kalo kalian melihat solusi yg nyempil ya baguslah.

Siap ya? Let's go!

Perang..
Ide ini bermula semenjak maraknya artikel tentang perang dan korban-korbannya di media sosial. Banyaaaaaak banget. Perang siapa lawan siapa? You know, israel vs palestine dalam skala kecil. Umat islam melawan dunia dalam skala besar.

Gue gak terlalu paham penyebab perangnya itu apa. Mungkin perebutan kekuasaan atau semacamnya. Yg jelas korbannya udah banyak banget. Terutama dari pihak palestine. Dan parahnya lagi korbannya sebagian besar adalah wargs sipil. Wanita dan anak-anak! Sementara dari pihak israel yg gue tau lebih banyak tentaranya.

Agresi dari pihak israel ke palestine atau sekitarnya gak cuma lewat tembakan, tank atau semacamnya. Mereka pake pesawat tempur, rudal, pemboikotan sumber daya dan lain-lain yang ditujukan ke perkotaan di palestine.

Ada banyak foto dan rekaman media yg menunjukan suasana perang disana. Entah apa udah sedahsyat perang dunia 2 atau sedang bergerak kesana. Tapi ini bener-bener terjadi! Terjadi di zaman kita. Tahun 2015! Walau beda lokasi sih.

Perang yg terjadi saat ini bukan dongeng. Bukan cerita di buku pelajaran sejarah yang udah berkali-kali dibaca tapi gak nyantol di otak. Kalau kalian merasa perang itu keren dan heroik coba aja pergi ke sana. Rasakan seperti apa perang itu. Pedih, perih, benci, dendam, duka. Berjuang mati-matian seperti veteran bangsa yang gak lagi dihargai sekarang ini.

Siapa yang harus disalahkan? Pemerintah? No, berharap sama pemerintah cuma bikin sakit hati dan kesal sendiri. Bangsa ini? Nggak, gue gak pengen menyalahkan bangsa ini. Actually, gue gak tau siapa yg salah. Menyalahkan orang lain dan menganggap diri kita sebagai korban adalah tindakan pengecut.

Kembali lagi ke perang tadi.
Perang israel vs palestine itu kan cuma skala kecil ya, perang yg skala besar tadi gue katakan adalah perang umat islam vs dunia. Ini dibuktikan dengan bagaimana media mengarahkan pandangan kita bahwa muslim adalah teroris. Sampai akhirnya muncul islamophobia. Takut sama orang yg menganut agama islam. Dan lagi-lagi ini bener-bener terjadi.

Beberapa waktu lalu ada seorang teman gue yg dia itu lagi mempelajari islam secara kaffah (menyeluruh). Dia belajar sunnah dan sering ikut kajian di masjid. Dia juga ikut dakwah kemana-mana. Mengajarkan persaudaraan dan bagaimana damainya islam. Tapi malah dilarang sama orangtuanya. Katanya sih takut masuk aliran sesat. Takut jadi ekstrimis dan jadi teroris. Padahal mah nggak. Yg jadi teroris itu dari... Wahabbi, kalau nggak salah. Gak tau juga itu ajarannya seperti apa. Terus muncul juga syiah yg juga mengatasnamakan islam untuk ajarannya yg melenceng. Kepercayaan untuk menganut agama islam jadi lemah karena fitnah yg besar banget. Islam menjadi asing dari dunia. Persis seperti yg dikatakan Rasulullah SAW.

Beliau mengatakan bahwa islam datang dalam keadaan terasing dan akan kembali terasingkan. Maka beruntunglah orang-orang asing (yg teguh memegang agama islam) tersebut.

Sabda nabi Muhammad SAW. yang menggambarkan kondisi agama islam di masa sekarang ini harusnya menguatkan kita bahwa agama islam adalah yg paling benar. Bukan yg lain.

Balik lagi. Islam vs dunia.
Kita udah tau sebagian kecil perang yg terjadi saat ini. Palestine, rohingya, afganistan dll. Penjajahan negara non-islam terhadap islam yg diberitakan secara terbalik. Beberapa waktu lalu muncul pertanyaan di pikiran gue,

"Indonesia kan penduduknya mayoritas islam. Kok gak dijajah?"
Ada yg bisa jawab?

Gue jawab dengan pertanyaan, "siapa bilang kita gak dijajah?" kita lagi dijajah. Dengan cara yg halus. Kok bisa?

Ini teori gue sendiri.
"Untuk menghancurkan suatu bangsa kamu hanya perlu menghancurkan pemudanya. Jika  pemudanya kuat maka ia dibunuh, jika pemudanya lemah maka ia dirusak."

Indonesia, kita, termasuk yg dirusak. Kuat dan lemah ini bukan secara fisik, tapi mental, keyakinan. Kalau indonesia diserang pake senjata, indonesia bakalan ngamuk. Kekuatan indonesia itu di masyarakatnya. Ketika kita berperang yg maju bukan cuma tentara, tapi seluruh pemudanya. Ini dulu pas perang di surabaya. Entah kalau sekarang. Mungkin masih sekuat dulu. Karena itu, negera luar menyerang indonesia pake cara halus. Dengan teknologi, menguras kekayaan alam indonesia, mengubah kebiasaan dan pola pikir pemuda dengan westernisasi, memanjakan penduduknya, menyebarkan penyakit dan masih banyak lagi. Dan tentu saja ini juga sedang terjadi. Entah kamu sadar atau nggak. Gue sadar tapi gak tau harus bertindak seperti apa. Bodoh juga.

Kita disibukkan dengan sesuatu yg... Menutup mata kita terhadap dunia. Kita menginginkan perdamaian tapi dengan cara berperang. Kita mengecam peperangan dengan menghina dan memprovokasi peperangan. Kita merasa aman karena perang itu tidak ter.. Maaf, belum terjadi di sekitar kita.

Seperti inilah, blogs, opini dan kenyataan yg ingin gue sampaikan. Bahwa kita juga sedang dijajah. Kita sedang dilemahkan. Akhlak kita dirusak dengan fashion yg menghinakan perempuan khususnya, lisan kita dibimbing untuk mengatakan "f*ck, mo*h*r f**k, as* h**e, an*i*g" dan semacamnya yg dianggap keren dan kekinian. Kita dibuat hanya bisa komentar tanpa bertindak. Menyalahkan orang lain dan berlagak menjadi korban serta banyak mengeluh. Kalian merasa seperti itu gak? Gue ngerasa loh.

Gue gak bisa ngasih solusi untuk masalah yg sedang terjadi di dunia. Rasanya... Bodoh banget karena gak bisa bertindak. Karena itu kalau ada yg punya solusi, bertindaklah!
Lakukan sesuatu untuk memperbaiki dunia.

Tolong orang di sekitarmu.
Jaga lisanmu. Perbaiki akhlakmu.
Dan persiapkan dirimu untuk kehidupan berikutnya, ya?

Emmm...
Itu aja yg ingin gue sampaikan kali ini.
Sekali lagi maaf karena gue gak bisa ngasih solusi dan cuma nulis doang. Gue harap suatu saat tulisan gue bisa merubah dunia.

Assalamu'alaykum :)


Minggu, 01 November 2015

Masih Ada

Taukah kamu, saat ini mungkin mereka yang telah pergi meninggalkan kita tengah menderita di alam sana.

Apa kau dengar teriakan mereka? Tidak.
Apa kau tau apa yang mereka teriakan? Penyesalan.
Apa kau sadar apa yang mereka inginkan? Kesempatan.

Ya, Kesempatan untuk hidup kembali. Kesempatan untuk beribadah walau hanya sekejap.
Untuk menahan perih pedihnya siksa. Untuk kunci membuka surga

Namun percuma bagi mereka, lain hal dengan kita.

Kesempatan masih singgah.
Hidup masih betah.
Penyesalan masih berbenah. Belum menghampiri.

Lantas, apa yang akan kita persiapkan?
Bagaimana kesempatan akan kita perlakukan?

Jarak Antara Kita

Wahai saudaraku..
Akh! Tak pantas rasanya kau menyebutku saudara. Setelah aku meninggalkanmu menghadapi penderitaanmu sendirian. Seolah kita adalah tubuh yang terpisah. Atau akulah bagian yang tersuntik anastesi. Aku tidak lagi merasakan perihmu..

Katakan padaku, kawan..
Bagaimana kamu bisa sekuat itu bertahan?
Bagaimana dirimu bisa menggenggam keyakinan itu begitu erat? Sedang disini aku hampir meloloskannya dari genggamanku..

Katakan padaku, kawan..
Seperti apakah mati itu?
Sakitkah rasanya?
Adakah ia sama dengan terbangun dari mimpi panjang yang fana?

Ceritakan padaku, duhai sahabat..
Seperti apakah maut yang datang menggandeng dirimu?
Seperti apa dunia yang menunggumu di alam sana?

Aku khawatir wahai teman..
Kau akan meminta pertanggungjawabanku saat bibir ini tak bisa lagi memuntahkan beribu alasan.
Saat tangan dan kaki mengeluh karena aku tuan mereka yang begitu hina.

Dimana diriku saat kamu tersiksa?
Dimana diriku saat kamu menangis?
Bagaimana aku mengeluhkan panasnya siang saat api membakar rumahmu?
Bagaimana aku bisa bersantai saat air menghujaniku sementara peluru menghujanimu?

Kami tidak sebanding denganmu..

Di sana, para wanita mati-matian mempertahankan kehormatannya, sementara disini mereka rela menghinakan dirinya. Bukan hanya remaja. Bahkan juga orang tua. Atas dasar "gaya" katanya.

Di sana, orang-orang berlomba-lomba mengerjakan shalat. Di sini kami menundanya bahkan tak jarang terlewat.

Di sana, orang-orang bertaruh
nyawa datang ke masjid tapi masjid dirobohkan. Di sini, orang-orang tak peduli dengan nyawa tapi masjid ditinggalkan.

Di sana, orang-orang berjerihpayah menyampaikan dakwah. Di sini, dzikir pun jarang. Yang keluar dari lisan ini hanya makian, hinaan, hujatan, tawa dan permintaan.

Bagaimana bisa kami berkata "kami adalah orang yang baik, saat aib kami begitu besar?"

Bagaimana kami bisa mengira kami akan masuk surga, saat bahkan tak ada jalan untuk keluar dari neraka?

Bagaimana kami membanggakan kecerdasan otak, saat kecerdasan sesungguhnya adalah mempersiapkan diri untuk kehidupan berikutnya?

Bagaimana kami masih sibuk mengejar harta dengan teknologi mutakhir saat sebentar lagi dunia akan berakhir?

Ya Allah..
Kami harus bagaimana?
Kami ingin menjadi orang yg bermanfaat..
Kami ingin menolong mereka..
Kami ingin menolong agamaMu..
Bolehkah?

who am i?

Foto saya
i am capriciously semi-multitalented