Selasa, 09 Juli 2013

Lonely Winter: I Won't Love You

Cleva menunggu balasan dariku. Aku tau dia pasti sedang berusaha menebak apa yang aku pikirkan. Aku tidak bisa menyembunyikan keterkejutan yang tergambar jelas di wajahku. Sedangkan perempuan itu masih dengan santainya tersenyum seperti biasa. Seolah ini adalah hal biasa.
"Rig, jangan bengong!" Dia kembali mengirim pesan singkat.
Aku tidak langsung membalasnya. Aku sibuk memikirkan lawan chatting-ku. Kenapa dia bisa membuat perjanjian seperti itu?  Orang ini sangat aneh. Aku tidak mengerti dirinya.

"Oke, Clev. Gue janji gak bakal jatuh cinta sama elo. Tapi lo juga janji gak boleh jatuh cinta sama gue,"
"Oke, Rigel. Hahaha," Cleva kembali tertawa ceria.

Aku memikirkan kembali keputusanku. Aku tidak boleh jatuh cinta padanya? Ini mudah. Cleva bukan seorang perempuan dengan kriteriaku. Ditambah lagi, dia terlalu aneh dari perempuan biasanya. Ya, tidak masalah. Aku tidak akan jatuh cinta padanya.
Malam semakin larut. Gemuruh ledakan petasan di langit serta suara bising terompet menggema dimana-mana, menandakan tahun telah berganti. 

"Rig, happy new year yaa! :D" 
"iya, Clev. Happy new year juga :).
Semoga lo gak jatuh cinta sama gue. Hahaha," aku setengah meledeknya.
"hm? Semoga lo jadi lebih baik lagi, Rig," Dari layar komputerku, Cleva masih terlihat tersenyum ringan. Hanya saja dia tidak seceria tadi. Mungkin rasa kantuknya mulai mengambil alih.


"Lo gak mau ngeliat kembang api, Clev?"
"nggak ah. Capek. Lo mau ngeliat?"
" iya. Di rumah gue lumayan bagus kembang apinya,"
"yaudah gih,"
"gapapa 'kan gue tinggal sebentar?"
"iya, gapapa kok,"
"oke," aku meninggalkannya dan segera menuju pekarangan rumahku.

Di sekitar rumahku telah berkumpul orang-orang yang merayakan pergantian tahun. Kebanyakan dari mereka adalah tetanggaku. Mereka dengan asyik menyaksikan pesta kembang api yang digelar malam ini. Suara terompet dari anak-anak kecil juga menambah semaraknya malam pergantian tahun.
Namun ini tidak berlangsung lama. Terbukti, sekitar 15 menit kemudian, suara bising terompet dan ledakan sudah mulai berkurang. Orang-orang yang menyaksikan meriahnya malam pergantian tahun, kini mulai beranjak ke rumah masing-masing. Tak terkecuali aku yang siap kembali ke dunia maya untuk bertemu Cleva.
Sesampainya di kamar, aku berniat melanjutkan obrolanku dengan Cleva di jejaring sosial. Namun yang aku dapati di layar komputerku adalah seorang perempuan yang tengah tertidur di depan komputernya. Ya, perempuan itu adalah Cleva. Sepertinya dia lelah menunggu. Aku memang meninggalkannya agak lama tadi.

"Cleva! Bangun!!!!" Aku coba menghubunginya lewat chat.
"Clevaaaa!!" tidak ada respon darinya. Dia masih tertidur.


Wajahnya terlihat agak lelah. Mungkin dia lelah karena banyak tersenyum. Kenapa dia tidak menyudahi saja chattingan kami lalu baru tidur? dia kan tidak perlu repot-repot menungguku.
Benar-benar perempuan yang aneh.


Aku menghubungi handphonenya. Kulihat dia segera kembali terjaga. 
"Halo?" Sapanya lemah. "Halo, Clev. ini gue Rigel,"
"Rigel?"
"Iya. Clev, lo jangan tidur di depan komputer!"
"Oh iya ya. hahaha. Maaf, Rig, gue ketiduran," dia masih sempat tertawa.
"Yaudah gapapa kok. Lo tidur aja tapi jangan di depan komputer,"
"emang kenapa?"
"ngerusak pemandangan, Clev. Hahaha,"
"Haha. maaf deh. Gue ngantuk, Rig. Gue tidur ya?"
"Iya iya,"
"Yaudah, daah," Cleva memutus teleponnya.

Dia juga sudah logout dari situs jejaring sosial tadi.  Aku pun melakukan hal yang sama. Tak ada hal lain yang aku rencanakan malam ini. Aku tidak berniat menonton tayangan spesial akhir tahun yang diputar di layar kaca malam ini. Tidak juga mengikuti orang-orang yang berkeliling dengan mobil bak ke pusat kota.  Aku rasa aku akan tidur saja. Ya, itu lebih baik.
untuk sesaat sebenarnya aku masih memikirkan perjanjian dengan Cleva. Aku tidak habis pikir. Memangnya dia siapa bisa membuatku jatuh cinta? Perempuan aneh! Bisa-bisanya dia seperti itu.
Ah sudahlah! Tidak ada gunanya.
Dengan kesadaran yg perlahan pudar, aku  menjemput mimpi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

who am i?

Foto saya
i am capriciously semi-multitalented