Jumat, 21 Desember 2012

Sebuah Misi Sederhana untuk Umat Manusia 3

Begitu sampai di rumah, Dera segera menemui orang tuanya di ruangan tengah.

''mah, pah, besok aku mau ada acara,'' ucap Dera.
''Acara apa, Der?''
''Acara bakti sosial gitu, ma,''
''Dimana?''
''Di daerah Cinere. Acaranya jam 10,''
''Acara dari sekolah? Bakti sosialnya ngapain?'' tanya ayahnya.
''acaranya kerjasama dengan PMI, pa. Acara donor darah,''
''hah?! Kamu mau donor darah?'' ibu Dera tampak terkejut.
''iya, ma,''
''nggak! Itu kan disuntik. Kalau nanti kamu kenapa-kenapa gimana? Siapa yang mau tanggung jawab?'' lanjut ibunya.
''ya aku sendiri, ma,''
''kamu bisa tanggung jawab apa?''
''sama siapa kamu kesana, Dera?'' ayah Dera menimpali.
''emm sama tukang cukur langganan, pa,''
''tuhkan! Apa lagi perginya sama tukang cukur! Mereka gak bisa dipercaya,''
''Ma, hargai mereka!'' nada bicara Dera meninggi. Dia mulai kesal menghadapi ibunya.
''memangnya mereka siapa? Cuma tukang cukur, kan?''
''emangnya kenapa kalau cuma tukang cukur? Mama juga cuma ibu rumah tangga doang, kan?'' balas Dera.
''Dera! Kamu gak boleh ngelawan mama kamu,'' seru ayahnya.
''aku bukan ngelawan mama, pa. Aku ngelawan orang yang nggak bisa ngehargain orang lain,'' balas Dera dengan mantap.
''kamu ini keras kepala, Dera!'' bentak sang ibu dengan mata melotot.
''daripada mama, keras hati,'' Dera tidak mau kalah.
''untuk apa kamu ikut acara begitu?''
''untuk belajar kemanusiaan, pa,''
''sama siapa kamu belajar kemanusiaan?''
''sama mereka yang masih mau peduli sesama,'' jawab Dera. Ayah Dera terdiam mendengar jawaban anaknya.
''alah! Gak usah sok peduli! Kamu masih kecil, Dera!'' sang ibu masih nyeloteh.
''Ma, kalau mama tetap begini, aku bisa lebih peduli ke mereka dan gak peduli sama sekali ke mama,'' kata Dera tegas.
''Dera!''
''kamu boleh ikut, Dera,'' ucap ayahnya.
''hah?''
''Pa, kenapa dibolehin?!''
''semakin dilarang, Dera malah semakin ngelawan. Toh dia punya alasan yang kuat,'' jelas ayahnya.
''tapi, pa..''
''ini juga bisa jadi pembentukan karakter yang bagus untuk ke depannya,''
''Terserah papalah!'' ibu Dera mengalah.
''beneran boleh, pa?'' tanya Dera, masih ragu.
''iya, boleh. Tapi kamu juga harus belajar tanggung jawab, Dera. Jalanin aja apa yang kamu anggap benar,''
''wih asik. Makasih, pa,'' Dera kembali ke kamarnya, meninggalkan kedua orang tuanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

who am i?

Foto saya
i am capriciously semi-multitalented