Jumat, 28 Desember 2012

Purnama, Sendiri..


Biarlah tirai senja merah tersibak demi hadirnya panggung malam.
Karena aku tak peduli
Pada bintang sendu yang takluk oleh angkuhnya purnama.

Biarkan saja jeritan malam merobek cinta dari hati kita yang merintih.
Jangan takut karena rindumu akan segera tersampaikan.

Acuhkan saja gelak tawa dua insan yang selalu menyiksamu dalam dengki.
Karena aku tau kau tak pernah sanggup mengusik sejuta mimpi.

Kini semua kisah pilu yang terukir pada bintang sanggup menggetarkan setiap pemilik hati. Tapi kenapa tidak dengan jaring rapuh sang laba-laba? Kini hanya dera yang dibuatnya.

Hingga duri-duri mawar merah yang berselimut embun mencoba melindungi janji cinta putih kita.
Lalu kenapa kau biarkan terserak semua kelopaknya?

Aku tau kau menangisi keindahanmu saat kudengar gemuruh duka yang berharap kau bukanlah dewa.
Karena kau lelah mendengar 1001 kisah sandiwara cinta manusia.

Lalu untuk apa kau bohong?
Untuk apa kau bertahan?
Kau terus mengisi kekosongan dengan bisikan diam.
Terbalut luka mengisi peran sajak-sajak malam.

akan ku biarkan
untuk sesaat fajar singgah membasuh perihmu.
Karena aku tau dalam sejenak semua akan terulang mengoyak lukamu.

kau akan tetap begitu, tetap tertebas oleh waktu.
Kau terus begini, hingga panggung malam terhenti.

Wahai purnama, sendiri...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

who am i?

Foto saya
i am capriciously semi-multitalented