Jumat, 17 Februari 2012

Ridiculove 4

Seminggu berlalu sejak Al mengenal Aran. Aran semakin sering mengirim pesan kepada Flo walau hanya sekedar bertanya ''sedang apa, flo?''.
Al menjawab pertanyaan-pertanyaan Aran dengan wajar.

Sore hari..
matahari hampir berada di peraduannya. Awan-awan merah menghiasi langit biru yang perlahan memudar.
Al mengirim pesan singkat ke Aran.
''udah pulang belom?''.
Tak berapa lama berselang Al mendapat balasan.
''belom. memang kenapa?''.
''loh? Kan udah mau maghrib, Kenapa belom pulang?''. Send! Al kembali membalas pesan dari Aran.
''iya ada ekskul''.
''oh ekskul. Lo ikut ekskul apa?''
''gue ikut futsal, flo. Lo ikut ekskul apa di sekolah?''.
''Gue nggak ikut ekskul apa-apa. Terus lo udah makan dulu tadi?''.
''belom''. Jawab Aran singkat.
''emang nggak jajan?''.
''nggak, gue lagi nabung, Flo''.
'nabung....? kok sama lagi?' bisik Al. lagi-lagi Al dibuat tercengang dengan jawaban Aran. Seolah Al sedang berbicara dengan dirinya yang diperankan orang lain.
''nabung buat apa, ran?''.
''iya sebentar lagi kan valentine. Lo nggak nyiapin coklat atau sesuatu?''.
''coklat? Buat apa?''.
''ya buat pacar atau teman lo''.
''pacar? Gue belom punya pacar''.
''hah? Masa sih, flo?''
''iya, emang kenapa?''
''nggak apa-apa sih. Cuma bingung aja elo belom punya pacar''.
''emangnya harus punya pacar ya?'' tanya Flo.
''ya nggak juga sih. Gue juga belom punya kok hahaha''.
''tuhkan ternyata belom punya juga''.
''iya adanya temen dekat. Tapi kami lagi marahan sih akhir-akhir ini''.

'teman dekat? Marahan? Jangan-jangan....' Al menyadari sesuatu.
'tapi.... Mana mungkin begitu.. eh tapi mungkin aja kali ya.. ceritanya dia... kok mirip Aria ya? Apa mungkin?' Al menduga-duga siapa sebenarnya Aran. Bagaimana Aran bisa menceritakan pengalaman yang serupa dengan apa yang di alami Al dengan Aria.
'gue harus pastiin!' Al bertekad untuk mencari tau siapa Aran sebenarnya.

''Ran, bisa ketemuan nggak?'' Send! Al memutuskan untuk menemui Aran.
Dengan cepat Aran membalas, ''hah? Kenapa ngajak ketemuan?''.
''gapapa. Cuma mau ketemu aja''.
''iya tapi kenapa mendadak, flo?''.
''ya soalnya sebentar lagi kan libur, mungkin kita bisa ketemuan. Bisa nggak, ran?''.
''mau ketemu dimana emangnya?''.
''di taman kota aja, gimana?''.
''kapan? jam berapa?''.
''hari minggu nanti. sekitar jam 10 aja bisa?''. Al menunggu keputusan Aran. Cukup lama waktu berlalu namun Aran belum membalas pesan Al. mungkin Aran sedang memikirkan ajakan Al.
Atau dia sedang mencari alasan menghindar dari ajakan itu?

''gimana? Bisa nggak, Ran?'' Al kembali mengirim pesan singkat.
menunggu. dan hanya menunggu.
menganalisa dugaan tentang Aran dalam benaknya.
'bagaimana kalau Aran itu sebenarnya adalah Aria? mungkin aja kan dari apa yang udah dia bilang? tapi gimana kalau gue salah dan Aran memanglah Aran..? Lagipula kalau dia itu Aria, untuk apa Aria menyamar jadi Aran? Aduh gawat! kenapa gue harus berpikir begini!?'

Drrrt Drrrrt
Handphone Al bergetar. ''1 text message'' terpampang di layarnya. Tentu saja pesan itu dari Aran.
Al membuka pesan singkat itu,
''kayaknya sih bisa, flo. Tapi gue nggak janji bisa dateng. Oiya, kita ketemuannya gimana ya? gimana caranya biar gue tau itu elo?'' isi pesan itu.
''yaudah nggak apa-apa. Nanti kalau udah disana gue sms deh, Ran''.
''oh oke deh. Sampai ketemu disana ya, flo''. Aran menyetujui ajakan Flo.
''iya, sampai ketemu disana juga''. Al mengakhiri pesan singkatnya.

''oke tinggal tunggu hari minggu dan siapkan penyamaran!'' rencana Al berjalan lancar untuk mencari tau siapa Aran sebenarnya.

------------------------------------------------minggu..
Hari yang Al tunggu-tunggu pun datang. Hari ini Al akan menemui Aran di taman kota. Tentu saja Al berencana menyamar dan hanya akan memperhatikan dari jauh untuk memastikan siapa Aran sebenarnya.
Al mengenakan kaos dan celana panjang biasa agar tak terlihat mencurigakan. Setelah siap, Al mengayuh sepedanya menuju taman kota. Tempat mereka akan bertemu.

Sesampainya di Taman kota, Al menatap sekelilingnya mencari-cari sosok yang mungkin saja Aran.

''Duh! lumayan ramai.. Gimana nyarinya kalau begini?'' Al mengeluh. memperhatikan orang yang berlalu lalang dari pinggir taman. dibawah pohon-pohon besar menjadi tempat yang cocok bagi Al untuk bersembunyi. Cukup lama Al memperhatikan orang-orang di sekitarnya.
Dia melihat jam dinding besar yang menempel di sebuah tugu kecil di tengah taman kota.
''sudah jam 10 ya.. apa mungkin yang itu..?'' Al memperhatikan seorang laki-laki seusianya yang daritadi duduk termenung di sebrang tempat Al berdiri.
''hm... mungkin memang dia. Coba sms dulu deh, kalau benar Aran pasti dia bereaksi'' Al mengeluarkan handphonenya.
Dia memperhatikan laki-laki itu sekali lagi. sesaat sebelum Al mengetik sms, seorang perempuan datang ke tempat laki-laki itu. Duduk di sebelahnya. Al mengurungkan niatnya untuk mengirim pesan. Al memperhatikan mereka berdua.
Dari jauh Al mendengar laki-laki itu berkata ke perempuan disebelahnya, ''eh liat deh! Yang lain pada doubledate tapi dia sendirian. Kasian ya hahahaha'' mengisyaratkan bahwa Al yang ditujunya.
''sial! Dia ngeledek!'' Al masih memperhatikan mereka yang sibuk bercanda tawa. Mereka belum beranjak dari tempatnya.
''Ah sudahlah! kenapa gue malah memperhatikan mereka?! gue masih harus mencari..''
''Al..?'' seseorang memotong perkataan Al. Seketika Al menoleh.
seorang perempuan dengan baju putih dan celana panjang hitam tengah berdiri di belakang Al.
''Aria? Kamu ngapain disini?'' tanya Al.
''emm.. Aku lagi nunggu temen. Kamu sendiri ngapain disini? kok sendirian?'' Aria duduk disebelah Al.
''aku cuma jalan-jalan doang. Kamu nunggu siapa? Tumben rambut kamu nggak dikuncir''
''aku lagi nyamar tau''
''nyamar? Buat apa?''
''ya buat ketemu sama temenku itu''
''lah? Kok mau ketemu aja pake nyamar segala? hahaha''
''iya soalnya aku belom pernah ketemu dia'' Aria celingak-celinguk memperhatikan orang-orang di sekitarnya.
''terus temen kamu mana?''
''emm... Nggak tau. Harusnya sih dia sms jam 10an''
''sms..?'' sejenak Al termenung.

'sms? Oh iya! Gue belom sms Aran!
Eh tunggu.. Aria udah disini dan dia bilang dia lagi nyamar dan nunggu teman.. Jangan-jangan dia beneran Aran?!'

''Al? hei Al!'' Aria membuyarkan lamunan Al.
''eh? apa?''
''kamu kenapa? kok tiba-tiba ngelamun?'' tanya Aria. wajah lugunya berubah jadi sedikit khawatir.
''nggak, gapapa kok. Mana temen yang kamu tunggu itu?''
''haah.. Nggak tau. Mungkin dia nggak dateng''
''emang siapa namanya?''
''Namanya Flo''
''hah?!'' Al terkejut mendengar nama yang disebutkan Aria.

'tuhkan bener!! Ternyata Aria itu Aran! dugaan gue bener!! pantes ceritanya Aran sama kayak cerita gue ke Aria. Ternyata Aran adalah Aria.. Eh tapi... kalau Aran itu Aria, dia tau nggak ya kalau gue itu Flo..?'
Al sibuk dengan pikirannya. Perasaannya bercampur antara senang, bingung, dan penasaran.
Senang karena tau Aran adalah Aria, teman dekatnya.
Bingung memikirkan kenapa Aria menyamar.
Dan penasaran apa Aria tau bahwa Al sebenarnya adalah Flo.

''Al! Jangan tiba-tiba bengong dong! Kamu kenapa sih?!'' Aria kembali membuyarkan Al.
''gapapa...''
''kamu tau si Flo itu?''
''em.. dia.. yang ngesms teman-teman di kelas kan?'' Al menjawab pertanyaan Aria dengan hati-hati.
Tampak Al menyembunyikan keterkejutannya setelah mengetahui Aran adalah Aria. Seorang perempuan dihadapannya itu.
''iya''
''kamu dapet nomor handphonenya dari mana?''
''dari Ian''
''Ian? terus kenapa kamu mau ketemuan sama Flo?''
''nggak tau. Padahal dia yang ngajakin. Tapi dia yang nggak dateng'' Aria terlihat kecewa.

'Flo-nya disebelah kamu woy!' Al teriak dalam pikirannya.

''hm.. Yaudah mungkin dia ada urusan lain. Eh Aria mau es krim?''
''mau! Mana?''
''itu disana'' Al menunjuk tukang es krim di sebrang tempatnya duduk. Laki-laki yang tadi dikiranya Aran masih berada disana dengan pasangannya. Menikmati es krim yang baru mereka beli.

''beliin dong, Al'' pinta Aria.
''ogah!''
''pelit!!''
''biarin! mending kamu yang beliin aku!''
''ogah!''
''pelit!!''
''biarin! aku kan lagi nabung'' jelas Al.
''nabung buat apa sih? paling cuma beli barang-barang baru buat ide iseng kamu, kan?''
''bukan sih. liat aja nanti. Eh Aria, itu cepet beli nanti tukangnya keburu pergi!'' Al menggandeng tangan Aria ke tempat tukang es krim.
''Bang, yang coklat 1 sama vanilla 1'' kata Al.
''kamu beliin aku?''
''yeee beli sendiri-sendirilah. itu dua-duanya buat aku''
''huh! Dasar pelit! Bang, yang vanilla 1!'' pinta Aria.

Sambil menunggu es krim pesanan mereka, Al mendengar pembicaraan pasangan laki-laki dan perempuan yang duduk dekat tempat itu.

''emang cewek yang lo suka itu kayak gimana?'' tanya si perempuan.
''emm.. kayak..'' laki-laki itu keliatan gugup.
''emmm yang baik, ramah.. emm sopan, terus rambutnya sebahu, terus suka pake baju putih'' kata si laki-laki dengan agak terbata-bata.

'lah? Itu kriteria yang dia sebutin kok kayak semua yang ada di ceweknya? mungkin dia suka sama si cewek ini. tapi dari cara dia ngomong yang masih kaku... kayaknya mereka belom pacaran' Al sibuk memperhatikan obrolan mereka.
perempuan itu hanya tersenyum mendengar apa yang diucapkan si laki-laki. sepertinya dia sadar.

''Dek, ini es krimnya'' tukang es krim menyerahkan es krim pesanan Al.
''makasih, Bang''. Al beranjak pergi dari tempatnya.
''Al! Mau kemana? tungguin aku!'' ucap Aria.
''eh? Oh iya kamu juga beli ya hahaha''
''Al jahat banget!''
''hahaha iya iya maaf''

sayup-sayup terdengar suara seseorang bersenandung. Perempuan itu. Yang duduk di sebelah laki-laki tadi melantunkan sebait lagu.

''I will be all that you want And get myself together
'Cause you keep me from falling apart'' suara merdunya membuat laki-laki di sebelahnya jadi lebih tenang.

''Al, ayo'' Aria sudah dapat es krim pesanannya.
''.......'' Al masih memperhatikan pasangan tadi.
''Al? Al! Halo? Al!!'' Aria berusaha menyadarkan Al.
Plak! Aria menampar Al.
''aduh! Apaan sih tiba-tiba nampar?!''
''kamu kenapa daritadi bengong terus?! ada lalat di pipi kamu!''
''aku nggak apa-apa. Eh Aria, tunggu tunggu..''
''apa?''
''jangan bergerak..!'' Al mengangkat tangannya.
Plak! Al menampar Aria. Pelan.
''Duh! Apaan sih malah nampar aku?!'' Aria marah.
''soalnya..''
''Apa?! Ada lalat juga?!''
''bukan. Soalnya pipi kamu tembem hahahaha''
''hah? apa.. alasan macam apa itu?! Ih iseng banget sih'' Aria menahan tawa. Menjaga image bahwa dia sedang marah.
''hahaha maaf. Ayo balik ke tempat kita'' Al mulai berjalan ke tempatnya semula.
Aria hanya diam. Wajahnya memerah
''...... Hei Al! Tungguin!'' Aria segera berlari menyusul Al.

Langit mulai mendung. Awan-awan hitam terbentuk menutupi langit siang hari itu.
Al dan Aria masih duduk di bawah pohon rindang di pinggir taman.
''Aria, kayaknya mau hujan deh''
''iya..'' Aria menguncir rambutnya.
''temen kamu belom dateng juga?'' Al berpura-pura.
''kayaknya dia nggak dateng. Nanti aku sms deh pas di rumah''

'sepertinya Aria belom sadar kalau Flo itu gue..' pikiran Al jadi lebih tenang.

''kamu pulang naik apa, Al?'' tanya Aria.
''aku naik sepeda. Kamu?''
''aku jalan kaki lagi''
''loh? Rumah kamu kan lumayan jauh dari sini?''
''ya makannya kamu goncengin aku dong, Al''
''Idih! nggak mau!''
''dasar pelit!''
''biarin. Lagipula rumah kita kan nggak searah dari sini''
''huh! Yaudah aku pulang duluan!'' Aria pergi meninggalkan Al.
Pasangan yang tadi di sebelah tukang es krim sudah pergi.
Taman kota semakin sepi seiring bertambah gelapnya awan yang menutupi langit.
Angin kencang mulai berhembus menggugurkan daun-daun dari ranting yang rapuh.

Al mengambil sepedanya.
''Aria!'' Al mengejar perempuan itu.
''apa lagi?'' Aria menghentikan langkahnya.
''ayo pulang. Aku anterin''
''hah? Serius? Tumben kamu baik, Al''
''eh nggak jadi deh hahaha''
''dasar jahat!!''
''bercanda kok hahaha. Ayo naik''
Al pergi mengantar Aria pulang ke rumahnya.
Daun-daun berguguran menghias sepanjang perjalanan mereka.
------------------------------------------------

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

who am i?

Foto saya
i am capriciously semi-multitalented