Jumat, 27 Januari 2012

dibawah langit (chapter1)

Ujian-ujian sekolah telah usai.
Kini me dan teman-temannya cukup santai untuk berlibur. Mereka memustuskan untuk mengadakan acara kemah di hutan kecil dekat rumah you. Halaman belakang rumah you memang berbatasan dengan sungai dan disebrangnya terdapat hutan kecil.

sejak pindah ke daerah itu, me berteman dekat dengan you.
Me yang tadinya berasal dari perkotaan kini dapat merasakan sedikit sensasi alam. Terutama saat berkunjung ke rumah you yang tidak terlalu jauh dari rumahnya.

''kamu sudah menyiapkan semuanya untuk kemah nanti, you?''. Tanya them.

''udah. makanannya juga udah siap. Tinggal tendanya aja yang belum''. jawab you.

''nanti kami juga menyiapkan acara api unggun loh''.

''oh iya bisa nanti. Aku mau ngambil tendanya dulu ya''. you pergi mengambil tenda dirumahnya. Meninggalkan them dan teman-temannya.
You memberikan tenda itu untuk didirikan oleh teman-temannya yang laki-laki.

Me juga membantu mendirikan tenda.

''akhirnya selesai juga''. Kata teman me. kini tenda-tenda itu sudah berdiri.

Me lalu pergi ke tepian sungai.
Me memutuskan untuk duduk di tepian sungai. me menyiapkan buku dan peralatan menggambarnya. Mencoba menangkap imej yang ada dihadapannya.
Goresan demi goresan dia tuangkan kedalam buku gambar itu.

Deruan angin yang meniup pepohonan rindang terdengar seperti suara keramaian bagi me.

Me menutup buku gambarnya.

''apa yang kira-kira mereka katakan kepada sesama mereka? Apa mereka membicarakanku?''
Pikiran me melayang jauh.

Me memang terbiasa mendengarkan alam. Baginya alam memberikan ketenangan tersendiri.

''batu batuan di sungai itu.. Seandainya aku adalah mereka, apa aku cukup kuat untuk berdiri tegak ditengah arus sungai ini?''

''hei! sedang apa kamu disini? Jangan sendirian disini, rombongannya kan ada disana''.
you datang menghampiri me. membuyarkan lamunannya.

''oh hai you''. Me terkejut.
''aku cuma berpikir...''

''apa yang kamu pikirkan?'' you duduk di sebelah me.

''.......... Mungkin kamu nggak akan ngerti''.

''hmmmm begitu ya?''.

Suasana kembali hening. Mereka sibuk dengan pikirannya sendiri.

''eh kamu dengar nggak? kalau diperhatiin suara daun yang ketiup angin itu kayak manggil kita ya?''
you memulai pembicaraan.
tentu saja perkataan you membuat me terkejut. Seolah you dapat membaca apa yang me pikirkan.

''kenapa begitu? Emangnya kamu tau bahasa daun daun itu?''. Kata me.

''bukan begitu.. Cuma kayaknya kan begitu. Seolah angin membisikan pesan kepada pepohonan tentang.......''
You tidak melanjutkan perkataannya.

''tentang...? Apa?''

''ah bukan apa apa kok. hehe. Eh itu buku gambarmu? Boleh aku lihat?''

You membuka lembaran lembaran buku gambar me.

''wah kamu memiliki bakat menggambar ya! Gambar-gambar kamu bagus loh..''

''makasih you'' me tersenyum.

''ini... Di rumahku. Dan yang ini..... Disini kan?''
You melihat sebuah gambar yang berisi pemandangan tepi sungai disebrang pepohonan.
me mengangguk.

''kenapa di gambarnya ada angin sama daun berguguran?'' you menutup buku gambar me.
Matanya melihat ke arah me yang duduk disebelahnya. you tampak bingung.

''kamu tau, you?'' me mengambil sehelai daun yang berserakan di kakinya.
''daun yang terjatuh tak pernah membenci angin..''

''daun yang terjatuh tak pernah membenci angin? apa artinya?'' you terlihat bingung.

''artinya apa pun yang terjadi di hidup kita. Baik itu susah atau senang, kita nggak boleh menyalahkan takdir''. Me memberikan daun itu kepada you.

''lalu siapa yang harus disalahkan?''

Me menengadahkan wajahnya.
''kamu tau, you? hujan yang mengguyur bumi tak pernah menyalahkan langit....''.

You terdiam. Kini pandangannya menengadah searah dengan pandangan me.
''....karena hujan yang terjatuh ke bumi suatu saat akan kembali ke langit'' you menambahkan.

''kamu tau artinya?''

''menyalahkan sesuatu atas kegagalan kita adalah sia-sia. Kita hanya harus bersabar dan roda kehidupan akan terus berputar'' you menatap me dengan tersenyum.

''iya, kamu benar''
Saat itu seolah pikiran you dan me adalah satu.

''you! sedang apa kamu disitu? Ayo kesini!''. Them memanggil you.

''iya sebentar! ayo pergi me''

''kamu duluan saja, you''

''hmmm... baiklah, aku duluan ya. jangan terlalu lama sendirian disini''

''iya''.
you meninggalkan me dari tepi sungai itu. Sesekali dia menoleh dalam langkahnya untuk memperhatikan me. Namun me hanya menatap aliran deras di sungai itu.

''kamu sedang apa sih dipinggir sungai itu?'' tanya them.

''cuma duduk-duduk doang kok. Menikmati alam'' jawab you

''lalu, itu siapa yang duduk bersamamu disana tadi?''

''oh itu me. Dia temanku''

''sedang apa dia disana sendirian begitu? kalau ada apa-apa gimana?''

''ntahlah.. dia memang suka begitu. Dia juga suka memperhatikan alam sendirian.''

''aneh ya.. Oiya, kenapa kamu bawa-bawa daun begitu?'' them melihat daun yang dipegang you.

''eh? Ini? Bukan apa-apa kok. Cuma daun biasa. Hehe''

''hmmm kamu juga sama anehnya ya.. Yaudah ayo pergi ke perkemahan kita. Udah sore nih'' them berjalan duluan diikuti you.

You melihat daun yang digenggamnya itu.
''daun yang terjatuh tak pernah membenci angin...''. you tersenyum.

''kamu bilang apa, you?'' them menoleh kearah you.

''ah tidak. bukan apa-apa. Ayo cepat''

Mereka pun berjalan ke perkemahan mereka meninggalkan me yang masih termenung di tepi sungai sore itu

-----------------------------------------------------

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

who am i?

Foto saya
i am capriciously semi-multitalented