Sabtu, 21 Februari 2015

Life Guide #1

Hai blogs!!

Assalamualaikum!

Saat ini gue melaporkan langsung dari ruang tunggu C7 bandara soekarno-hatta. Yap! Gue sedang dalam perjalanan kembali ke wilayah 2, Yogyakarta. Sebenernya gue udah disana 4 hari yg lalu. Tapi karena wilayah 1 butuh gue, dengan terpaksa gue harus kembali. Daaan! karena gue juga dateng terlalu cepat ke bandara, gue ingin mengisi waktu luang gue dengan main ke sini. Seneng gak? nggak seneng ya? Yaudah -_-. 

Sekarang, saat gue nulis kalimat ini, pukul 14.11 WIB. Jadwal keberangkatan gue 15.50. Gue udah dateng dari jam 1 siang. Soooo gue harus menunggu selama... 3 jam. Belom termasuk delay. Kalo delay sih. Akhir-akhir ini pesawat lagi sering delay. Waktu berangkat ke wilayah 1 gue juga delay 4 jam. Lama banget. Untung ada urf. Gue jadi ada hiburan. Delaynya itu... Katanya sih kepadatan lalu lintas di udara. Kalo di darat disebutnya macet. Jadi, ada banyak pesawat yg mau terbang dan mendarat. Di bagian Tower atau ATCnya kewalahan ngaturnya. Jadi delay deh. 

Ngomong-ngomong, di draft blog postingan ini udah gue tandain berjudul "Life Guide". Jadi gue ingin share pemikiran gue tentang pedoman hidup ini. well, bukan pedoman hidup juga sih. apa yaaaa... ya pokoknya gitu deh. Pembahasannya so pasti dengan perspektif gue tentunya.
Jadi apa saja pedoman hidup versi gue tersebut? Simak ulasan berikut!


1. Kejujuran

Pedoman hidup yang pertama (sebenernya gak urut juga sih) adalah jujur. You know, jaman sekarang kejujuran agak langka. Apalagi kejujuran yg menyeluruh yang dilakukan seseorang di semua aspek kehidupannya. Misalnya gue. Gue paling jujur kalo ngerjain ujian dan masalah uang. Kalo bercanda biasanya gue bohong. Kalo lagi badmood gue juga bohong. Wajar gak sih? Gak! Keburukan gak boleh dimaklumin. Gue gak jago bohong. Kalo kalian jeli, pasti tau gerak-gerik gue kalo lagi bohong. Pokoknya ada deh ciri khasnya. Karena itu daripada berbohong, gue lebih suka tidak mengatakan kebenaran.

"Bukannya sama aja ya, dit? Berbohong itu kan tidak mengatakan kebenaran.."

Beda. Berbohong itu kita mengatakan hal yg gak terjadi. Bilang gapapa saat kita kenapa-napa. Kayak cewek banget. Gue lebih suka diam daripada bohong. Lebih suka mengalihkan pembicaraan atau gak jawab kalo ditanya. Tapi kalo didesak terus mungkin gue akan milih jujur. 

Terus gue bingung deh, blogs. Zaman sekarang orang-orang kalo mau jujur aja harus minta izin. Gue gak ngerti. Biasanya dalam hubungan pasangan gitu. Kebanyakan obrolan yang menurut mereka penting akan diawali dengan kalimat, "aku boleh ngomong jujur gak sama kamu?"
Kenapa harus nanya? Kenapa gak tinggal ngomong aja? Jadi apakah yg selama ini mereka bicarakan itu adalah kebohongan? Abis nanya itu gimana kalau dijawab sama ceweknya, "gak boleh!" -___-. Hubungan mereka pun akan selamat. 
Lain halnya kalau si cewek bilang "emang kamu mau ngomong apa?" 
Terus si cowok akan mengulur waktu dengan menjawab, "tapi kamu jangan marah ya?"

Itu dialog pasaran di film remaja. Sialnya gue terpengaruh walaupun jarang banget nonton -_-.
Pertanyaannya sekarang, kenapa kita harus marah ketika ada yg jujur ke kita? Apakah kita lebih menerima kebohongan ketimbang kejujuran? Apa karena jujur itu menyakitkan? Itu karena sejak awal kita berbohong. Rasa sakit yg ada pada kejujuran akan semakin bertambah seiring banyaknya kebohongan yanh kita lakukan.

Banyak orang yg suka ngequote gini: "Lebih baik jujur tapi menyakitkan daripada bohong tapi menyenangkan". 

Buat gue? Bullshit! Itu cuma quote bagi mereka. Kenyataannya mereka tetap membohongi diri sendiri. Alasannya, karena mereka gak ingin menyakiti orang lain. jujur tapi menyakiti. Bohong tapi menyenangkan hati. Jika ini yang terjadi maka kejujuran adalah perbuatan jahat. Tapi kalau kamu memang gak ingin menyakiti perasaan orang lain, kamu boleh berbohong dengan syarat kamu harus menutupi kebohongan itu. Dan cara terbaik untuk menutupi kebohongan adalah dengan menjadikannya kenyataan.

2. Bercermin
Bercermin. Istilah ini banyak digunakan oleh mereka yang merasa dihina. Kita bakal nemu status tentang menyuruh seseorang bercermin di banyak social media. Biasanya sih lagi perang status gitu. Status-status itu sejenis begini:
"Sebelum menghina orang lain, ngaca dulu dong! Punya cermin gak di rumah? Nih gue beliin!"
Jelek ya? Gue gak jago niruin status orang yg emosi -_-. Pokoknya gitu deh.

Normalnya hal itu disebut muhasabah atau intropeksi diri. Kita emang harus intropeksi untuk mengetahui kelemahan diri kita. Tapi dengan cara merenung bukan  bercermin -___-. Gue suka kegeeran kalo udah di depan cermin. Itu gak banget-_-. Lagi pula gue menganggap cermin gak mengungkapkan kebenaran dalam diri kita. Gue pernah nulis suatu sajak tentang cermin. Ada di blogs ini coba aja cari. Sajaknya gini,

"Aku berbohong, kamu berbohong. Dan kamu tidak perlu menyuruhku bercermin karena cermin pun berbohong" asli karya gue. Gue bilang begitu karena cermin berbohong. Dia menunjukan sisi kiri kita saat kita menunjukan sisi kanan kita. Berarti kan gak bener. 

Terus gue suka memperhatikan ada perbedaan antara cermin di rumah dan cermin di salon. Setiap kali gue mau potong rambut gue bercermin dulu di rumah. Di situ gue merasa rambut gue udah gak keren lagi dan harus dipotong. Lalu gue memutuskan untuk potong rambut. Tapi begitu sampe di salon pas gue ngeliat ke cerminnya, tiba-tiba rambut gue jadi keren! Gue syok -__-. Niat gue untuk potong rambut hilang dan berganti jadi penyesalan karena udah terlanjur dateng ke salon untuk potong -_-. Bagaimana bisa ada perbedaan antara cermin rumah sama cermin salon? Bisa nih buat jadi bahan skripsi.

Balik lagi. Intropeksi ini dilakukan dengan cara merenung. Mengetahui kesalahan kita, kekurangan kita dan kelebihan kita. Jadi jangan bercermin ngeliatin diri sendiri. Tapi gapapa juga sih. Siapa tau kamu ngeliat bayangan kamu kedip.

3. Amarah atau Emosi

 

Gue gak suka marah atau ngebenci sesuatu. Walau pun saat marah rasanya kita bertambah kuat dan bisa menghancurkan apa pun, tapi kenyataannya itu nggak mungkin. Kalau kamu bertindak saat emosi atau marah biasanya kamu akan menyesal. 

Ada banyak hal yg ngebuat gue gak suka marah. Selain penyesalan tadi, menurut gue orang marah itu keliatan bodoh. Mereka teriak, mereka mengeluh, mereka mendiskriminasi orang, mereka emosi karena keadaan gak sesuai dengan keinginan mereka. Dampaknya bisa ke orang yg gak bersalah juga loh.

Keadaan yg gak sesuai keinginan memang bikin frustasi dan emosi. Rasanya gak enak. Tapi dengan mengeluh dan marah-marah justru akan ngebuat rasanya makin gak enak. Semakin kamu mengeluhkan sesuatu, rasa emosi dalam dirimu akan bertambah. Kalau kamu terlanjur marah, kamu akan terlihat semakin bodoh.

"Emang ada, dit, cara marah yg pinter?"

Bukan marah yg pintar, tapi marah yg benar dan itu ada. Marah yang benar adalah marah di waktu yg tepat, ke orang yg tepat, dan dengan cara yg tepat.  Ini gak gampang. Tapi orang ini gak nunjukin emosinya. Dia cenderung terlihat tenang walau sedang marah. Dan yg keluar dari mulutnya bukan teriakan penuh emosi, tapi nasihat bijaksana. Orang kayak gini keren dan langka. Marahnya terarah dan lebih bisa menunjukan dia marah karena sayang.

4. Me time


Maksudnya adalah waktu menyendiri. Gue rasa semua orang, baik ekstrovert atau introvert, butuh waktu untuk sendiri. Melepas penat, rileksasi, dan sejenak melupakan dunia. Me Time bisa dilakukan dengan cara yg berbeda tergantung orangnya. Ada yg baca buku, jalan-jalan, ngelamun dan semacamnya. Pokoknya dilakukan seorang diri deh. Kalo gue sih lebih sering jalan-jalan dan juga ngelamun. Itu enak.
Saat Me Time gue biasanya memikirkan berbagai hal tentang hidup. Berdiskusi dengan pikiran sendiri. Kadang malah terjadi konflik di dalam pikiran gue. Ini ulah Urf -_-. Kadang gue juga suka ketawa sendiri karena hal-hal simple yg gue pikirkan. Kalo beruntung bisa dapet inspirasi buat bahan ngeblog atau bikin puisi. Misalnya suara gesekan daun oleh angin, suara langkah kaki orang, bangku kosong yang dingin di sekitar gue, atau suara serangga sekali pun. Dengan Me Time ini gue belajar untuk menikmati hal-hal kecil. Hal yang dianggap sepele oleh orang lain tapi justru bisa menghadirkan kebahagiaan buat kita.

5. Generalisasi


Dalam hidup, sebaiknya kalian gak melakukan generalisasi atas teman-teman dan orang di sekitar kalian. Tau gak generalisasi itu apa? Itu semacam penyamarataan opini. Kalian menganggap semua manusia itu sama aja. Kita memang sama dan memiliki sifat dasar sebagai manusia. Tapi kita berkembang dengan cara yang beragam. Kita tidak bertambah dewasa melalui penderitaan yang sama. Karena itu kita berbeda. Dari segi sifat, perilaku, hobi, pemikiran dan semacamnya.

Gue gak suka dengan statement cewek atau cowok yang bilang, "ah! Semua cewek/cowok mah sama aja! Gak ada yang baik!". Ini sangat menyebalkan. Well, itu bukan fakta. Itu cuma opini dari orang yang selalu kejebak dengan tipe yang sama, orang yang gak baik. Karena mereka kejebak dengan orang yg gak baik terus mereka beranggapan semua orang itu gak baik. Gue gak mau disamain kayak gitu. Siapa tau gue lebih buruk dari mereka. Bisa aja gue jahat dan kejam dan sadis dan keren banget melebihi dari yg mereka pikirkan. 

Jangan menggeneralisasikan orang-orang di sekitar kalian. Gak semua orang itu sama. Hanya karena banyak oknum berbuat buruk di sebuah organisasi bukan berarti gak ada orang baik di sana. Hanya karena ada banyak yg berbohong bukan berarti gak ada yg jujur kan? Lalu kenapa orang yg jujur ini gak terekspos dan dihargai? Liat nomor 1, karena jujur itu akan menyakiti orang lain dan kejujuran dianggap kejahatan. 

Blogs, ada banyak hal normal dalam hidup ini yg gue rasa aneh. Beberapa di antaranya kayak yg gue sebutkan di atas. Masih banyak lagi yg mau gue share tapi nanti aja deh. Lain kali ya..

Semua ini cuma opini gue. Hasil diskusi gue dengan pikiran gue sendiri. Kalo kalian terpengaruh dan gak sengaja tercuci otaknya ya maap -_-.  I just wanna show you the world on my opinion, and you are free too use yours. 

Jangan mudah terbawa perspektif kehidupan dari sudut pandang orang lain. Kamu harus temukan perspektifmu sendiri. Liat dunia dari sudut yang berbeda. Lalu kamu akan menyadari bahwa kamu spesial :)

Alright, blogs.. That's what i want to tell you about my "life guide" draft thing. Hope you like it and give me some comments below, okay?

See you soon

Assalamu'alaikum

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

who am i?

Foto saya
i am capriciously semi-multitalented