Kamis, 28 Agustus 2014

Legends of 90s

Assalamu'alaikum, blogs!

Udah baca judulnya? Bagus! Karena kali ini gue ingin coba mengungkapkan perspektif gue untuk kita, generasi 90an.  Wait, ada yg bukan generasi 90an? Gak boleh baca -__-.

Source: pengalaman dan pengamatan

Coba yg generasi 90an ngacung dulu! ..... krik banget. Gak ada yg ngacung. Sedih... Yaudah deh gak jadi gue post -__-.

Bohong deng.

Oke, yg generasi 90an siapin kalkulator. Coba hitung berapa umur kalian saat ini. Kalo bingung ini gue kasih rumus: Log1+ (umur kalian - 4) + (35/35)^9 + (2^3)/2 - 1. Itulah umur kalian saat ini.   Bener gak? Bener dong? Bener kan? Benerin ajalah udaaah -_-.

Berdasarkan rumus itu umur kita, generasi 90an, saat ini adalah... antara 14-24 tahun. Sekitar segitu deh. Dengan umur segitu apa saja yg sudah kita kita perbuat?
"Sekolah, diitttt!" Bisa.
"Ngerjain tugas, main ps, tidur, makan, mandi, minum, dll." hmmm okelah.
"Nungguin si dia yg kucinta." *Tendang* -___-

Kita yang berasal dari generasi 90an saat ini sedang berada dalam fase remaja menuju dewasa. Fase dengan sejuta rasa yang sangat mempesona. Fase yang sangat banyak masalah tapi juga yang paling indah. Kalo kata-kata yg paling ngeboseninnya itu, fase dimana kita mencari jati diri. Basi banget. Tapi emang bener.

Kita pasti tau apa aja tahapan atau fase-fase yang akan dilalui manusia mulai dari lahir hingga meninggal dunia.

Bayi - Batita - Balita - Anak-anak - Alay - Remaja - Dewasa - Tua - Bangka - Renta - Ringkih - Uzur - Mati deh.

Yak, kurang lebih begitu menurut versi gue. Normal kan? Yap. Itu alur normal untuk kita-kita saat ini.
Tapi taukah Anda bahwa ada fase tersembunyi yang merupakan fase keemasan bagi kita sebagai mahluk yang hidup di dunia? Fase yang bisa merubah dunia menjadi lebih baik? Fase terluarbiasa yang sengaja gak gue tulis di alur itu biar kalian mikir dulu?

Kawan-kawan...
Fase itu adalah Pemuda...
Atau Pemudi ya? Whateverlah sama aja -_-.

Inget yang diucapkan oleh presiden pertama kita ir.soekarno?
"Berikan aku 10 pemuda, akan aku guncang dunia!"
Perhatikan. Yang dia sebut dan minta itu Pemuda. Bukan remaja. Yang sanggup mengguncang dunia itu Pemuda, bukan remaja.
Tau kan generasi yang berperan besar dalam proklamasi kemerdekaan NKRI? Yang berkontribusi untuk mendesak Soekarno agar Indonesia terbebas dari penjajah? Yap, thats generasi muda. Bukan generasi remaja.
Atau ingatkah kita pada peristiwa yang menjadi awal persatuan indonesia dan selalu diperingati setiap tanggal 28 oktober? Peristiwa itu adalah Sumpah Pemuda. Bukan Sumpah Remaja. apalagi Sumpah I Love U -_-.

See? Betapa hebatnya peran pemuda dalam kontribusinya untuk merubah suatu tatanan masyarakat. Merubah sistem yang buruk menjadi lebih baik. Sekali lagi, itu semua ulah Pemuda,  Bukan remaja.

Sekarang timbul pertanyaan, "Emang apa bedanya remaja sama pemuda, dit?"
Menurut gue, remaja itu fase yang sudah pasti dilewati manusia yang dianugerahkan umur oleh Yang Maha Kuasa untuk melewati usia 13 tahun. Fase tempat kita ditempa dengan berbagai problematika hidup yang memberikan kita 2 pilihan: menjadi manusia yg tangguh dan bijaksana, atau menjadi manusia yang hancur. Sedangkan fase Pemuda adalah tahapan yang mana kita peduli terhadap dunia sekitar dan mau mengambil tindakan untuk membuat semuanya jadi lebih baik.

Baik fase remaja ataupun pemuda sama-sama dihadapkan pada masalah hidup. Masalah yang terbentang di depan mata pun sama. Masalah lingkungan sejenis banjir karena buang sampah sembarangan, masalah politik yg gak ada habisnya, masalah uang jajan yang kurang, masalah macet dimana-mana, masalah gadget sampe masalah percintaan pun ada dan sama. Bedanya adalah masalah apa yang mau kita pilih untuk dihadapi. 

Sebagai pribadi yang sedang  singgah di usia remaja, kita pasti banyak masalah. terutama masalah status. Yap, JOMBLO dan PACARAN! Lagi-lagi ini.. -_-.
EMANG KENAPA KALO JOMBLO?! -_____-. Jomblo kan gak hina-hina amat. Lalu ada masalah lain yang selalu berkembang di kalangan remaja. "Smartphone edisi terbaru udah keluar loh fiturenya keren banget! Canggih! Gak ada layarnya!" plis, smartphone itu cenderung ngebuat penggunanya cuma keliatan tajir, bukan smart -_-. Terus ada masalah baru zaman sekarang yang lagi ngetrend: "Kulit manggis kini ada ekstraknya"
Terus kenapa.......? -________-.
Mau tau yang lebih parah lagi? Timeline Line sekarang isinya dipenuhi notif  Lets Get Rich
=__________=

Itu bagian kecil dari masalah remaja. Gak penting kan? Emang. Itulah yang dihadapi remaja. Masalah sepele begitu yang jadi perbincangan remaja zaman sekarang. Kasian ya? Gue sih gak kasian sama mereka. Soalnya gue itu jomblo, hp gue gak smart-smart amat, gue gak hapal lirik iklan kulit manggis itu, dan gue gak pernah main let get rich itu. Jadi harusnya gue yg dikasihanin -___-.

Sekarang kita liat masalah yang diambil pemuda.
Yang paling mudah untuk diambil contohnya itu masalah pemerintahan. Pemuda itu seperti orang yang kritis terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah. seperti kadal yang suka mencari kelemahan dari tempat penyu bertelur. entah apa hubungannya.

Bukan hanya kritis, pemuda itu orang yang mau beraksi dengan aksi nyata. Mereka bekerja keras untuk menentang kebijakan-kebijakan yang merugikan negara. Misalnya dengan aksi unjuk rasa, aksi penggalangan dana demi kemanusiaan, atau aksi lainnya yang kreatif. Mereka menjaga bangsa ini dari bangsa ini sendiri. Seperti komplotan gajah yang melindungi kawanannya dari raja rimba. Gak tau juga hubungannya apa. Katanya sih gajah akan menangisi kematian kawannya dalam satu kelompok. Sedangkan singa si raja rimba cenderung akan tidur setelah puas makan. Tapi katanya tayangan di tv, singa jantan itu pemalas. Yang suka mencari makan itu si betina. Si jantan akan menunggu dibawakan daging hasil buruan si betina atau makan daging sisa buruan itu.

Pemuda juga bukan hanya kerja keras demi kebaikan, tapi juga kerja cerdas. Bukan dengan unjuk rasa hingga membuat kerusuhan di tempat umum. bukan dengan ngelemparin bom molotov atau batu ke polisi. memang sih mereka kerja keras dengan membuat bom molotov dan ikut unjuk rasa, tapi demonstran ini gak kerja cerdas.  For example, pemerintah mengeluarkan kebijakan menaikkan harga BBM. Lalu ada sekelompok orang yang unjuk rasa dengan membakar ban karet di jalan jalan. gue bingung. Ini demo menolak kenaikan harga bbm tapi kenapa orang-orang itu membakar ban yg jelas-jelas menggunakan bbm. Bukannya dihemat untuk bensin, masak, atau apalah malah dibuang buat bakar ban. kan aneh -_-. Tapi setidaknya mereka mau bekerja keras membuat bom dan berusaha unjuk rasa. Terlepas dari usahanya benar atau salah.

In my opinion, unjuk rasa itu bagus dan sah-sah aja bagi negara demokrasi seperti Indonesia. Tapi sayang, negara kita gak bekerja sepenuhnya dengan sistem ini. Jadi kita gak bisa sepenuhnya berharap dengan melakukan aksi mengeluh pada pemerintah dan menunggu mereka merubah kebijakan. Perubahan ada di diri kita. We are agent of changes! Mengadakan event Car Free Day bisa jadi ajang menghemat bbm serta mengurangi polusi. Atau dengan Earth Hour. Mematikan lampu untuk menghemat energi. Gak seberapa memang. Tapi kalo program-program ini digalakkan dan dibuat jadi trend di mana-mana pasti ada efeknya. Tugas pemuda untuk menyosialisakan program ini agar masyarakat peduli dan bisa berkontribusi dalam menghemat bbm. 

Contoh lain. Masalah kedaulatan. Beberapa tahun lalu Indonesia dilanda perselisihan dengan negera sebelah. Malaysia. Iya, mereka mengklaim kebudayaan dan beberapa pulau di Indonesia. marah? Iyalaah! Wilayah kita direbut -_-. Kayak game Brigandine gitu tentang perebutan wilayah kerajaan. Btw, gamenya seru loh ada monsternya banyak dan keren-keren.

So, in this case, what should we do? This only means War! Jika ada siapa pun yang mengancam keutuhan NKRI baik dari luar ataupun dari dalam maka harus diperangi. Bukan dimarahi, dihina, atau dicaci di media sosial dengan kata-kata yang tidak pantas. Karena ini hanya akan menunjukan betapa jeleknya isi kepala kita di depan layar komputer mereka. Jangan biarkan otak kita dipenuhi binatang-binatang yang pasaran sejenis guguk sama Chu pat kay. sekali-sekali kamu bisa mengatai mereka tringgiling, anoa, tapir, kuda, ngengat, ganggang atau cumi-cumi biar lebih kreatif. Kita juga bisa menyebut mereka Europterys (kalajengking laut), koprolit, nematoda, trilobit, atau paku ekor kuda. Biar kita tambah pinter.

Itu 2 contoh kasus pemuda versi gue. Masih banyak kasus lain yg belom gue pikirin solusinya. secara, gue belum jadi pemuda bener-bener. Jadi masih ada sisi labil di diri gue.

Blogs, Gue ada sedikit motivasi untuk kita agar mau  melakukan perubahan. Sebuah cerita dari zaman dahulu kala.  Zaman Majapahit. Dulu di masyarakat kerajaan majapahit itu terdapat beberapa golongan dengan tingkat derajat yang berbeda. Brahmana, Ksatria, Waisa, Sudra. Kalo gak salah sih itu. Pernah denger? 

Brahmana adalah mereka yang punya kasta tertinggi. Para brahmana itu orang-orang ahli agama yang hidupnya jauh dari keduniawian. Brahmana yang tidak lagi memikirkan harta dan dunia merupakan pemerintah atau tokoh bijaksana di masyarakat yang menjadi panutan masyarakat tersebut. Merekalah pemimpin rakyat di masa itu.

Lalu ada kasta  ksatria. Mereka ini adalah pelayan pemerintah. Sejenis pejabat negara di masa mereka. Karena ksatria itu pelayan pemerintah dan negara mereka tidak boleh punya kekayaan pribadi. Gak boleh punya rumah pribadi. Semua punya mereka adalah milik negara atau kerajaan. Dan mereka disumpah setia mengabdi pada kerajaan.

di bawah kasta ksatria ada kasta Waisa. Yap, para buruh, petani dan pedagang. Mereka ini yang istilahnya jadi masyarakat normal di dalam kerajaan. Tugas mereka ya kerja kayak masyarakat biasa deh.

Dan di bawahnya lagi ada kasta sudra. Kasta yang paling rendah. Golongan ini diperuntukkan bagi mereka yang mencintai dunia. Hidupnya dipenuhi dengan kemewahan.  Isi golongan ini adalah orang-orang kaya, saudagar, atau siapa pun yang punya harta melimpah. Oiya, Sudra ini dibagi jadi beberapa tingkat lagi. Gue lupa apa aja. kalo gak salah, salah satunya adalah Durca. Durca itu WNA kalo di zaman sekarang. Touris or Bule. Pokoknya mereka warga asing yang berinvestasi di wilayah kerajaan. kasta mereka dinilai rendah. Mungkin karena mengeruk sumber daya kerajaan kali ya. Entahlah.

Nah, kondisi tingkatan kasta yang dianut zaman majapahit itu terbalik dengan kondisi indonesia zaman sekarang. Well, indonesia memang bukan kerajaan, bukan negara hindu, atau apa pun melainkan negera hukum yang demokratis. Tapi ini bener loh. Coba kita liat. Pemerintahan indonesia dipegang oleh mereka yang mencintai dunia. Yang duduk di kursi pemerintahan itu sebagian adalah orang-orang dari golongan sudra. Orang-orang yang mengupayakan kemampuan jasmaninya untuk mendapatkan kekayaan dunia. gak semua pemimpin negara begitu sih tapi ini salah satu kasus yang banyak terjadi di negara indonesia. 

Di bawah kepemimpinan pejabat sudra ada antek-antek asing. Investor. Mereka menguasai beberapa sumber daya alam negara. Dan perusahaan mereka udah menjamur di negara kita. Secara sporadis menyebar hingga kekayaan kita habis.

Berikutnya itu masyarakat biasa. Petani dan pedagang yang berketja demi kebutuhannya sehari-hari aja. Gak berpikir untuk jadi kaya. Yang penting setiap hari bisa makan. Bisa ngemil Chicken Cordoun Blue 5 ekor cukup. Mereka yang tingkatannya lebih tinggi dari sudra justru jadi lebih rendah dan dirugikan. Uangnya dikorupsi dan ditipu pemerintahnya sendiri, which is golongan sudra. karena kebutuhan yang mendesak, sebagian kaum waisa banyak melakukan kecurangan seperti melakukan kecurangan dalam jual-beli. melakukan pemalsuan produk yang dipake masyarakat, dan semacamnya. sebagian pengusaha ini gak peduli gimana nasib orang-orang disekitarnya. mau mereka sakit keracunan atau kecewa karena kualitas produk yang udah dibeli, segelintir kaum waisa jadi udah bodoamat gitu. yang penting sukses dan jadi pengusaha kaya.

Di bawahnya lagi adalah ksatria, para pejabat negara. kaum ksatria itu bertugas menjalankan hukum negara. mereka ini oranag yang taat hukum. mereka mengabdikan dirinya untuk negara. dalam urutan kasta hindu, Ksatria adalah mereka yaang tidak memiliki kekayaan pribadi. yang mereka miliki adalah fasilitas yang memang diberikan kerjaan atau negara atas pengeabdian mereka. hebat ya? tapi kenyataan di negara kita justru orang yang patuh hukum ini dibuat bungkam. mereka berusaha jujur tapi jarang didengar. alesannya? manipulasi kasus hukum, permainan politik uang dan lain-lain. kasian ya orang-orang yang berusaha jujur ini.

Dan yang paling bawah adalah para brahmana. Kaum agamis. Orang yg tidak mementingkan dunia seolah justru jadi yang paling rendah di negara ini. Orang yg lebih mementingkan kebutuhan golongan lain malah diterlantarkan dan gak diminta mengambil andil dalam pemerintahan. Aneh ya. Padahal kalo mereka yang ada di pemerintahan mungkin akan jadi lebih baik. Seenggaknya mereka gak mengincar uang rakyat.

See?
Sekali lagi ini bukan masalah agama atau bentuk pemerintahan. Ini masalah struktur negara dan orang yang mengisi peran di negara tersebut. Maaf kalo gue menggunakan istilah (yang mungkin) dari agama Hindu karena gue diceritainnya begitu. tapi menurut gue di agama lain pun sama. Pemerintah yang adil dan mampu menyejahterakan rakyat adalah yang tidak mengincar dunia. Mereka tidak mencintai dunia. jadi gak akan terpengaruh iming-iming jadi kaya dan banyak harta gitu. mereka yang mengabdi penuh kepada negara. ini baru pemimpin sejati.

and blogs, ini sebagai renungan......






 Mengerti sekarang?

Inilah tugas kita sebagai generasi 90an yang masih berkesempatan memasuki fase Pemuda adalah mengkritisi masalah ini. Mengambil tindakan kreatif, bekerja keras dan tentunya dengan solusi cerdas untuk membalik kondisi tatanan masyarakat di Indonesia. Bukan tugas mudah memang. Tapi, hey! Kita ini agen perubahan! Kita  sanggup berperan besar dalam memperbaiki keadaan. Jangan jadi orang dewasa yang hanya tangguh dan bijaksana aja, tapi jadilah orang dewasa yang tangguh, bijaksana, dan yang paling penting adalah peduli. 

Ingat! Masa kini adalah sejarah bagi masa depan. 
Ayo ukir catatan sejarah yang keren dengan tindakan kita!

Semoga bermanfaat.

Assalamu'alaikum, blogs :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

who am i?

Foto saya
i am capriciously semi-multitalented