Jumat, 21 Desember 2012

Sebuah Misi Sederhana untuk Umat Manusia 2

Keesokan harinya.
Waktu telah menjelang sore. Matahari tak lagi terasa panas menyengat seperti di waktu siang.

Selepas Ashar, Dera mengendarai motornya menuju tempat cukur rambut langganannya. Sebuah tempat yang kecil. Hanya dijaga 1 orang tukang cukur paruh baya. Berbeda dengan salon kecantikan zaman sekarang.

Dera memarkir motornya tepat di depan salon langganannya itu. Sepi. Tidak ada pelanggan yang sedang dilayani saat Dera datang. Langsung saja Dera mendapat pelayanan.

''ditipisin lagi, kak?'' tanya tukang cukur paruh baya itu.
''iya, kayak biasa ya, kang,'' pinta Dera.
Sang tukang cukur memulai tugasnya. Potongan demi potongan dia kerjakan dengan guntingnya.

''kang, suka liat acara-acara ceramah di tv?'' Dera membuka pembicaraan.
''acara ceramah?''
''iya, sekarang banyak ya ustadz-ustadz gitu,''
''hati-hati, kak, sekarang mah malah banyak yang gadungan,''
''ustad gadungan?'' tanya Dera.
''iya, mereka teh nyari honor doang,'' ucap pencukur itu dengan logat sundanya.
''coba aja bayangin, kak, dakwah aja harus dibayar. Bayarannya juga mahal banget. Kalau bayarannya gak sesuai, mereka gak mau,'' lanjutnya.
''iya ya. Padahal kan itu gak boleh. Tapi, kang, gak semuanya begitu kan,''
''iya. Ustad gadungan itu bisa diliat ciri-cirinya,''
''ciri-cirinya apa?'' tanya Dera antusias.
''ciri-cirinya itu biasanya ilmunya sedikit, ngepublis kehidupannya, ngepublis kegiatan amalnya, hidup bermewah-mewahan, lebih mentingin duit, takut miskin, ajarannya itu biasanya memakai hadits yang gak shohih,'' jelas tukang cukur itu.
''wah bahaya tuh! Bisa menyesatkan,''
''iya begitulah. Makanya sekarang mah kudu hati-hati. Zaman udah kacau,''
''kacau gimana, kang?''
''kemiskinan dimana-mana, kak. Kesenjangan sosial keliatan jelas banget. banyak orang yang bermegah-megahan, tapi lebih banyak yang kelaparan. Udah gitu, sekarang banyak organisasi yang bertindak semaunya. Negara kita ini jadi kepecah belah, kak. Generasi zaman sekarang tuh lupa sama jati diri bangsa. Lupa sama persatuan,''
''iya ya..'' Dera hanya mengangguk.
''ada ormas bebas, namanya Gerakan Pelajar Nusantara, kak. Itu mereka suka ngadain bakti sosial suka rela,''
''Akang ikut itu?'' tanya Dera.
''iya, saya ikut itu, kak,''
''kegiatannya ngapain? Anggotanya siapa aja?''
''anggotanya mah bebas. Siapa aja yang mau gabung suka rela. Kegiatannya bakti sosial, kerja bakti, donor darah, ya macam-macam,'' jawab tukang itu.
''saya udah 2 tahun ikut itu. Kami bertindak berdasarkan kesadaran tentang jati diri bangsa, kak,'' lanjutnya.
''hmm.. Dimana itu organisasinya?'' Dera mulai tertarik.
''wah bebas, kak. tergantung bakti sosialnya. Kalau mau, kebetulan besok ada acara donor darah,''
''donor darah? Di daerah mana?''
''di daerah Cinere. Acaranya jam 10 sampai jam 3 sore,''
''saya nggak tau tempatnya,''
''bareng saya aja besok, kak. Saya ikut juga kok. Kak, segini udah cukup?'' katanya sambil membersihkan rambut Dera di kain.
''iya, cukup,'' jawab Dera sambil menyisir potongan rambut barunya.
''Donor darah besok, boleh deh, kang. Saya ikut,''
''mau ikut? Kalau mau besok ketemu disini aja jam 9. Nih nomor hp saya,'' Tukang cukur itu memberikan nomornya.
''oke, makasih, kang. Nanti saya kabarin lagi deh. Saya tanya orangtua saya dulu,''
''yasudah, gapapa,''
''makasih, kang,'' Dera pergi meninggalkan salon sederhana itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

who am i?

Foto saya
i am capriciously semi-multitalented