Selasa, 30 Juli 2013

Lonely Winter: Stupid Drama

Juli.
Aku mengangkat handphoneku yang berdering sejak tadi. Rupanya Cleva menelpon.

"Halo?" 
"Halo, Rig. Lo lagi di mana?" Melalui telepon aku bisa mendengar suara bising di sekitar Cleva.
"Gue di rumah, Clev. Kenapa?"
"Sibuk nggak, Rig?"
"Kenapa dulu?"
"Main yuk?"
"Main? Emang lo lagi dimana?" 
"Di stasiun deket rumah lo. Hahaha,"
"Hah? Stasiun Bromo? Ngapain? Lo sendirian lagi?"
"Iya, gue sendirian. Lo kesini dong," ucap Cleva

Sejenak aku ragu. Apa aku harus menemuinya? Tidak. Malas rasanya untuk pergi ke stasiun. Aku sedang tidak ingin berpanas-panasan di jalan. Belum lagi lalu lintas yang tersendat di pasar. Aku rasa ini cukup sebagai alasan untuk tidak menemui Cleva.

Senin, 29 Juli 2013

Secangkir ilmu

BAGI-BAGI ILMU
Rasulullah S.A.W bersabda, "Sebarkan Walaupun Daripada Sepotong Ayatku!"
5 perkara orang Islam patut tahu berkenaan dengan kesehatan. Al-Quran ada mengajar kita menjaga kesehatan dengan membuat amalan seperti berikut :
1. Mandi pagi sebelum subuh atau sekurang-kurangnya sejam sebelum matahari naik. Air sejuk yang meresap ke dalam badan bisa mengurangkan lemak yg terkumpul. Kita bisa lihat orang yg mengamal mandi pagi kebanyakan badan nya tidak gemuk.
2. Rasulullah SAW mengamalkan minum segelas air sejuk (bukan air es) setiap pagi. Mujarabnya, Insya Allah jauh dari penyakit (susah kena penyakit).
3. Waktu sholat Subuh disunatkan kita bertafakur (yaitu sujud sekurang kurangnya semenit selepas membaca doa). Ia bisa mengelak dari sakit pening atau migrain. Ini terbukti oleh para saintis yg membuat kajian kenapa dalam sehari perlu kita sujud. Ahli-ahli sains telah menemui beberapa milimeter ruang udara dalam saluran darah di kepala yang tidak dipenuhi darah. Dengan bersujud maka darah akan mengalir ke ruang tersebut.


4. Dalam kitab juga ada melarang kita makan makanan darat bercampur dengan makanan laut. Nabi pernah mencegah kita makan ikan bersama ayam. 
Dikhawatirkan akan cepat mendapat penyakit. Ini terbukti oleh saintis yang menemukan dimana dalam badan ayam mengandungi ion + ve, manakala dalam ikan mengandung ion-ve, jika dalam suapan ayam bercampur dengan ikan maka terjadi tindak balas biokimia yang terhasil yg bisa merusak USUS kita. Orang yahudi suka memakan ikan tanpa bercampur dengan makanan bercampur ayam.

5. Nabi juga mengajar kita makan dengan tangan kanan dan bila habis hendaklah menjilat jari. Begitu juga ahli sains telah menemukan bahwa ENZYME banyak terkandung di celah jari, yaitu 10 kali lipat terdapat dalam air liur. (Enzyme sejenis alat percerna makanan, tanpanya makanan tidak terurai).
Sabda Nabi, Ilmu itu milik Allah. barangsiapa menyebarkan ilmu demi kebaikkan Insya Allah, Allah akan menggandakan 10 kali lipat kepadanya.

Cara senang utk dapatkan pahala walaupun sesudah mati: 
Pasang kipas di surau/masjid walaupun 1, setiap kali orang pakai, anda dapat pahala walau sesudah mati.

Derma kursi roda di RS, setiap kali pasien gunakan, anda akan dapat pahala.
Beri baju kepada orang , setiap kali orang pakai , anda dapat pahala.
Beri makanan kepada orang lain, anda dapat pahala selagi makanan itu menjadi darah dagingnya.
Menyampaikan ilmu yang bermanfaat. selagi mereka mengamalkan pahala anda tetap ada.
Berbagi pesan ini kepada orang banyak . Walaupun 1 tolong bagikan kepada orang, anda akan dapat pahala sebab anda telah berdakwah untuk sampaikan ilmu. InsyaAllah yg penting keikhlasan karena Allah semata.

7 kalimat yg harus di biasakan: 1.Bismillahirrahmannirrahim
Setiap hendak melakukan sesuatu.


2.Alhamdulilah
Setiap habis melakukan sesuatu.


3.Astagafirullah
Jika melakukan sesuatu yg buruk.


4.InsyaAllah
Jika ingin melakukan sesuatu pada masa yang akan datang.


5.Laa hawla walaaquwwata illaah billaah
Bila tidak dapat melakukan sesuatu yang agak berat/melihat hal yang buruk.


6.Innalillahi wainna ilaihi rojiun
Jika melihat/menghadapi musibah atau menerima kabar kematian.


7.Lailaha illallah
Bacalah siang dan malam sebanyak-banyaknya.


Ada 2 pilihan untuk anda : 
1. Biarkan saja tulisan ini tanpa bermanfaat utk org lain. 
2. Anda sebarkan kepada semua kenalan anda.

Rasulullah bersabda, "Barangsiapa yang menyampaikan 1 ilmu saja dan ada orang yang mengamalkannya,maka walaupun yang menyampaikan sudah tiada (meninggal dunia), dia akan tetap memperoleh pahala..
Amiiin yaa Robbal alamin... Semoga bermanfaat

Lonely Winter: Tears

Beberapa minggu berlalu. Aku mulai sibuk dengan urusanku di sekolah. Ulangan harian, tugas, dan persiapan ujian menjagaku tetap sibuk di rumah. Dan Cleva? Aku masih berkomunikasi dengannya. Tentu saja melalui dunia maya.
Sejak pertemuan terakhir kami, aku memutuskan untuk tidak terlalu dekat dengan Cleva. Aku coba menolak kehadirannya dalam keseharianku. Karena... entahlah. Aku tidak tau kenapa. Aku rasa aku hanya harus menjauh darinya.
Namun seiring berjalannya waktu aku justru semakin sering berkomunikasi dengan Cleva.
Awalnya aku berusaha tak acuh setiap kami chatting di situs jejaring sosial, tapi Cleva seolah tetap memaksaku meladeninya. Membuatku ingin menjawab pertanyaan-pertanyaannya.  Sesekali aku menganggap dia pengganggu. Dia menghilangkan semangatku untuk belajar. Menggantinya dengan keinginan untuk selalu bicara dengannya. Dia pikir dia siapa? bagiku dia hanya pengganggu.

Lonely Winter: Priceless Dream

Cukup lelah aku dan Cleva berkeliling museum. Kami sudah menjelajah semua ruangan. Termasuk replika gua berisi manusia purba. Cleva sepertinya sangat senang di sana. Dia cukup antusias menpelajari sejarah manusia kuno itu. Berbeda denganku yang hanya melihat-lihat sepintas koleksi museum Rajawali.
Sekitar jam 2 siang Cleva dan aku memutuskan untuk makan siang di salah satu restauran cepat saji di dekat museum. Restauran ini cukup ramai. Rata-rata pengunjungnya adalah remaja seperti kami. Jika aku perhatikan sebagian besar pengunjung restauran ini berpasangan. Termasuk aku dan Cleva. Tunggu, aku dan Cleva bukan pasangan. Kami hanya teman. Ya, teman.

Setelah makan siang, kami tidak langsung beranjak pergi. Kami masih duduk di sini. Tidak banyak yang kami bicarakan.

Lonely Winter: Cresentia Cleva


Pukul 7.29 
Aku sudah berada di stasiun tempat kami akan bertemu. Aku tiba terlalu cepat. Entah apa yang membuatku mau datang lebih awal dari waktu yang ditentukan.


Aku menghabiskan waktu dengan memperhatikan aktivitas di stasiun ini.
Berbeda dengan sebelumnya, kali ini stasiun Kota terlihat lebih sepi. Antrean di loket karcis pun hanya 1 sampai 3 orang. Mungkin memang karena hari libur sehingga pengguna jasa angkutan kereta berkurang.


Pukul 7.56
kereta dari arah stasiun Ganesha tiba. Aku rasa inilah kereta yang mengangkut seseorang yang kutunggu. Seseorang yang pernah kutemui dalam mimpi.

Benar saja, tak berapa lama kemudian seorang perempuan mendatangiku.

Lonely Winter: Plan 2


2 bulan berlalu sejak aku mengenal Cleva. Kami tak pernah bertemu lagi. Tidak secara langsung. Kami hanya bertegur sapa di dunia maya. Lewat sms atau situs jejaring sosial. 
Sesekali juga melalui telepon.

Aneh. Perempuan itu selalu punya suatu hal untuk diperbincangkan. Hal-hal sepele yang banyak orang tidak peduli. Termasuk aku. Kadang aku tidak tertarik dan hanya setengah hati menanggapinya. Tapi dia tetap saja berbicara. Tetap ceria seperti biasa.

Februari.
Aku menyalakan komputerku yang mulai berdebu. Layar hitam itu perlahan berganti gambar-gambar animasi membosankan yang hampir setiap hari aku lihat. Tanpa basa-basi aku segera masuk ke situs jejaring sosial.

Seperti biasa, kulihat akun Cleva aktif. Sepertinya dia menungguku. Terbukti! Beberapa detik kemudian dia memulai chatting denganku. 

Selasa, 09 Juli 2013

Lonely Winter: I Won't Love You

Cleva menunggu balasan dariku. Aku tau dia pasti sedang berusaha menebak apa yang aku pikirkan. Aku tidak bisa menyembunyikan keterkejutan yang tergambar jelas di wajahku. Sedangkan perempuan itu masih dengan santainya tersenyum seperti biasa. Seolah ini adalah hal biasa.
"Rig, jangan bengong!" Dia kembali mengirim pesan singkat.
Aku tidak langsung membalasnya. Aku sibuk memikirkan lawan chatting-ku. Kenapa dia bisa membuat perjanjian seperti itu?  Orang ini sangat aneh. Aku tidak mengerti dirinya.

"Oke, Clev. Gue janji gak bakal jatuh cinta sama elo. Tapi lo juga janji gak boleh jatuh cinta sama gue,"
"Oke, Rigel. Hahaha," Cleva kembali tertawa ceria.

Lonely Winter: Tantangan

Aku menyalakan komputer di kamarku. Malam ini aku berencana untuk chatting dengan Cleva. Beberapa hari lalu aku sudah mendapat akun jejaring sosialnya.
Pertemuanku dengan Cleva dalam mimpi waktu itu belum aku ungkapkan. Aku rasa waktunya tidak tepat. Aku berencana untuk mengatakannya malam ini. Di malam pergantian tahun baru.

Jam 8 malam. Aku sudah login di suatu halaman website jejaring sosial. Jejaring sosial yang dilengkapi fitur chatting dengan menggunakan webcam. 
Aku lihat akun milik Cleva juga sudah online.


"Hai Clev," aku menyapanya lebih dulu. Dari halaman website ini aku bisa melihat wajahnya.

Lonely Winter: Sesuatu Tentang Mimpi

Kami kembali ke stasiun Kota tempat kami bertemu. Keadaannya saat ini tidak jauh berbeda dari tadi pagi. Masih ramai seperti biasa.
Setelah membeli karcis, seperti penumpang lainnya, kami menunggu kereta di peron stasiun.
Tampang lusuh dan rasa lelah melekat erat di diriku. Berbeda dengan Cleva, dia masih terlihat ceria. Walau aku tau dia pasti juga lelah.

"Eh Rig, minta nomor hp elo dong,"
"buat apa?"
"ya buat dihubungin,"
"Ngapain ngehubungin gue?"
"biar bisa jalan-jalan lagi," Cleva tersenyum ramah.
"Ogah. Gak mau,"
"ayo doong, Rig, gue gak akan ganggu elo pas elo sibuk, kok," ucapnya setengah memelas.
"Dari mana lo tau gue sibuk atau nggak?"
"feeling. Biasanya feeling gue tepat loh,"

aku mengalah padanya. Aku berikan nomor hpku dan berharap itu hanya akan menjadi deretan angka yang tak pernah ia hubungi atau hafal.

Lonely Winter: Perjalanan Sia-sia

Suasana mendadak lebih sejuk. Pasti karena pendingin yang ada di mall ini. Mall Arthapura sangat terkenal di kota. Dengan fasilitas mewah dan barang-barang yang berkualitas, menjadikan mall ini salah satu mall terbaik di kota. Terbaik? Tidak juga. Harga barang-barang di mall ini tergolong mahal karena kualitasnya. Hanya saja saat ini sedang diadakan potongan harga akhir tahun. Meski begitu, tetap saja mahal.
Cleva masih berjalan di sampingku. Kami tidak sering membuat kontak mata, tapi aku bisa lihat dia menatap sekeliling mall ini dengan matanya yang berbinar. Benar-benar seperti anak kecil baru mendapat mainan terbaru.

Lonely Winter: Sesuatu Dari Alam Bawah Sadar

Jantungku berdetak makin cepat. Gadis itu menatapku. Tidak, mungkin dia menatap dompet yang kupegang. Akulah yang menatap wajahnya. Wajah gadis itu benar-benar familiar. Putih, dengan sedikit rona merah alami di pipinya, dan rambut yang menutupi mata. Aku yakin pernah bertemu dia. Hanya saja aku tidak ingat kapan dan di mana.
Dalam lamunanku, aku berusaha mengingat kembali sosok berbaju putih itu. siapa dia?

belum sempat pertanyaan itu terjawab, kudengar seseorang berteriak, 
"lo copet ya?" Rupanya gadis itu. 
"Hah?!" Pertanyaan itu mengejutkanku. Aku mencari seseorang yang dimaksud.
"hei! Gue ngomong sama elo! Copet bukan?" Dia mengulangi pertanyaannya. Rupanya dia bicara padaku. 
"Copet? Bukan! Gue bukan copet!" Gila! Bagaimana bisa aku dibilang copet? 
"Bohong ah! dompet itu buktinya," dia menunjuk kotak di tanganku.
"Ini?"
"cepet balikin! Atau mau gue panggil satpam nih?" Gadis itu mengancam. 
"Eh jangan, jangan. Ini punya lo, kan? Nih!" Kukembalikan dompet itu padanya. 

Aku tidak habis pikir perempuan yang menurutku pendiam itu ternyata agak tomboy. Sikapnya sangat kontras dengan penampilannya.

Lonely Winter: I Have Seen You Before

Kasihan. Ya, aku rasa orang-orang kasihan padanya. Meski begitu, tidak ada yang bertindak untuk menolong.
Aku memperhatikan orang-orang di sebelahku. Mereka tertidur. Atau mungkin pura-pura tidur? Ah terserah! Aku yang akan menolong.
Sesaat sebelum aku bangkit untuk memberikan kursiku, seseorang di sebrang sudah mempersilakan nenek itu untuk duduk menggantikannya. Aku perhatikan orang itu. Samar-samar aku dapat melihat wajahnya diantara orang-orang yang berdiri di depanku. Seorang perempuan. Dia mengenakan jaket putih dan celana panjang hitam serta tas punggung kecil.

Seketika jantungku berdebar. Aku tidak mengenalnya. Tapi... aku merasa ada sesuatu dengan perempuan ini. Sesuatu yang familiar. Aku yakin... aku pernah bertemu dengannya!
Tapi di mana?

Lonely Winter: Hari Keberangkatan


Sabtu.
Hari ini aku akan menjelajah Ibu kota. Aku sudah menetapkan destinasiku. Yaitu, Museum Rajawali.

Semalam, aku sudah menyiapkan perlengkapan untuk perjalananku. Termasuk rute yang akan kutempuh. Sebenarnya tak ada yang spesial. Hanya berkeliling seorang diri.

Aku berangkat pukul 6.55.
Agar tidak ketinggalan kereta, aku sudah harus berada di stasiun sekitar jam setengah 8. 
Jarak rumahku dengan stasiun tidak terlalu jauh.
Untuk ke sana, aku harus naik angkutan umum 2 kali. Ditambah aku harus melalui gang kecil serta pasar yang cukup ramai. Ini sangat menyita waktu di perjalanan. 
Setelah melalui kerumunan di pasar, akhirnya aku tiba di stasiun Bromo.


Ternyata kondisi stasiun ini lebih ramai dari dugaanku. Kulihat orang-orang berlarian menuju loket. Mereka berebut giliran untuk membeli karcis. Saling serobot seenaknya. Tak peduli adanya papan bertuliskan himbauan untuk mengantre. Padahal antrean di loket itu tidak panjang. Hanya sekitar 5 orang. 
Apa aku harus menganggap hal ini wajar? Budaya tidak tertib ini seolah sudah mendarahdaging di diri mereka.

Lonely Winter: Plan


Libur akhir tahun sudah dimulai sejak dua hari yang lalu. Tak banyak yang aku lakukan. Keseharianku aku jalani dengan berleha-leha di rumah. Bersantai layaknya pemalas yang sangat malas. 
Seharusnya liburan ini aku isi bersama teman-teman. Tapi, mau bagaimana lagi? Mereka pergi bersama keluarga mereka. Sedangkan aku? Keluargaku terlalu sibuk. Tak ada waktu bagi mereka untuk berlibur. Aku rasa itulah tuntutan pekerjaan.

Sebenarnya aku ingin pergi. Berkunjung ke rumah sanak saudara pasti menyenangkan. Tapi, rumah mereka terlalu jauh dari tempatku di ibu kota. Aku tidak akan diizinkan pergi sendiri. Ini menyebalkan! Kalau begini liburanku akan sia-sia. Apa yang harus aku lakukan?

Lonely Winter: Pertemuan Mimpi


Dia berdiri di hadapanku. Di tengah kerumunan para penumpang kereta. Sedari tadi aku memperhatikannya. Meski dia membelakangiku, aku bisa menebak rupanya hanya dari caranya berpakaian atau pun dari model rambutnya terurai sebahu. Seorang perempuan yang cantik. Ya, itulah pikiranku. 
Ingin sekali aku membuktikan dugaanku. Tapi.. aku tidak berani. Aku terlalu takut. Takut mengganggu, takut tidak sopan, bahkan aku takut dianggap berniat jahat di tengah kerumunan ini.

Aku urungkan niatku dan mencoba mengalihkan pikiran. Tapi harus aku akui. Aku tertarik pada perempuan itu. Penasaran dengan wajahnya. Ah sudahlah! Apa yang aku pikirkan? Aku tidak boleh begini. Apa lagi terhadap orang yang aku tak kenal.

Senin, 08 Juli 2013

3 Years Journey

Assalamu'alaikum :)

Yoow, Blogs!
Lama sekali gue gak ke sini.
Maap yak, maklum tiket kereta menjelang lebaran udah abis -__-. Hubungannya? Simbiosis kurkumaplus -__-. Ah ngawur banget.
Apa kabar nih kalian? Baik kan? Semoga baik yaa..
Sebelumnya gue mau ngucapin selamat buat yg keterima SBMPTN dan yg lolos OSN :D
Selamat menempuh hidup baru :')

Gue nggak lolos SBMPTN loh. Well, wajar sih. Apa yg bisa diharapkan dari orang yg cuma belajar TPA? Cuma keberuntungan. Gue gak terlalu sedih buat SBM soalnya udah diterima di UPN Jogja. Lumayanlaah. Perlu gue ceritain perjuangan gue dapetin itu? Kapan-kapan aja ya. Lagi gak pengen.
Oke, kita mulai masuk topik.

Kali ini gue mau cerita masa-masa SMA. Agak telat sih memang, tapi kalian pasti tetep baca kan? Udah ngaku aja ;) *mata kedip* *kelilipan*
Ayo mulai!

who am i?

Foto saya
i am capriciously semi-multitalented